![Penanganan Stunting Tidak Boleh Asal-asalan](https://koran-jakarta.com/images/article/penanganan-stunting-tidak-boleh-asal-asalan-231117012930.jpg)
Penanganan "Stunting" Tidak Boleh Asal-asalan
![Penanganan Stunting Tidak Boleh Asal-asalan](https://koran-jakarta.com/images/article/penanganan-stunting-tidak-boleh-asal-asalan-231117012930.jpg)
Petugas memberikan vitamin pada balita di Depok, belum lama ini.
Dilihat dari akun Instagram @ depok24jam, disebutkan menu makanan pencegahan stunting pada hari pertama hanya berupa nasi dan sayur sop, sedangkan menu hari kedua diberikan dua bungkus otak-otak. Selain itu, pada foto lainnya terlihat menu pencegah stunting hanya tahu putih dan sawi yang diberi kuah.
Lebih jauh, Awan mengatakan kelompok itu semisal pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) dan posyandu. "Mereka harus dilibatkan agar nanti penanganannya efektif. Kalau begini tentu tidak bisa nengatasi stunting," kata Awan.
Sementara itu, pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Airlangga Surabaya, Trias Mahmudiono, mengatakan makanan untuk mencegah stunting harus bergizi tinggi, karena terjadinya masalah kekurangan gizi seperti stunting, wasting, dan underweight, salah satunya disebabkan oleh asupan gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
"Pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat harus bersama-sama memosisikan diri sendiri sesuai bidangnya untuk membangun gizi yang baik agar masyarakat kita bisa sehat dan berprestasi atau produktif. Kita harus menerapkan pola makan dengan gizi seimbang seperti protein, sayur, buah, juga minum cukup serta tidak lupa aktivitas fisik minimal 50 menit per hari," kata Trias.
Indonesia, tambah Trias, mengalami bonus demografi. Untuk bisa belajar dan bekerja dengan baik maka perlu gizi yang baik. Bagi anak-anak, dengan gizi yang baik maka anak akan lebih konsentrasi dan mudah menerima materi pelajaran yang diberikan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya