Pemulihan Ekonomi Dunia Lebih Lama dari Perkiraan
Menurut Perry, sejumlah indikator ekonomi global menunjukkan permintaan yang lebih lemah, ekspektasi pelaku ekonomi yang masih rendah, serta permintaan ekspor yang tertahan sampai Juni 2020. Sejalan dengan permintaan global yang lebih lemah tersebut, volume perdagangan dan harga komoditas dunia juga lebih rendah dari perkiraan semula dan menurunkan tekanan inflasi global.
"Lambatnya pemulihan ekonomi dunia serta kembali meningkatnya tensi geopolitik AS-Tiongkok menaikkan ketidakpastian pasar keuangan global," kata Perry. Perkembangan itu pada akhirnya menahan berlanjutnya aliran modal ke negara berkembang dan kembali menekan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Penduduk Miskin Bertambah
Sementara itu, Bank Dunia menyatakan bahwa pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum ditemukan strategi tepat dalam menanganinya, sudah meresahkan hampir semua negara di berbagai belahan dunia. Pembatasan pergerakan manusia dan barang yang ditempuh hampir semua otoritas malah berdampak pada lesunya perekonomian karena produktivitas merosot tajam.
Bank Dunia memperkirakan penduduk miskin di dunia akan bertambah 70-120 juta jiwa selama merebaknya Covid-19 menjadi 684-734 juta jiwa. "Diperkirakan 70 hingga 120 juta orang di dunia akan masuk ke dalam kemiskinan," kata Direktur Pelaksana Bank Dunia, Mari Elka Pangestu, dalam acara Indonesia Economic Prospects (IEP) edisi Juli di Jakarta (16/7).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya