Pemprov Jabar Kembangkan Segitiga Emas

BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan segitiga emas Cirebon - Patimban Kabupaten Subang dan Bandara Kertajati Majalengka direncanakan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terbesar.

"Alhamdulillah, waktu kami memaparkan usulan kawasan ekonomi khusus untuk kawasan Rebana disambut baik oleh Menko Ekonomi, Pak Darmin Nasution," katanya di Bandung, Jabar, Jumat (17/5). Hal itu disampaikannya saat rapat dengan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di Kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta, Kamis (16/5).

Untuk itu, Pemprov Jabar segera membuat detail perencanaan dalam tiga bulan. Nantinya, lanjut dia, Rebana bakal dibuat berbagai zona industri yang berorientasi ekspor dan punya daya saing.

"Jadi, kawasanya sangat besar di dalamnya ada zona-zona industri yang bisa mendapatkan fasilitas pembebasan pajak ekspor-impor, dan lain sebagainya," ucapnya. "Dengan syarat industrinya adalah industri yang berorientasi ekspor dan punya daya saing tinggi. Dan ini akan menjadi kawasan KEK terbesar di Indonesia," lanjutnya.

Relokasi Perusahaan

Tahap awal pengembangan adalah mendorong perusahaan di sekitar Daerah Aliran Sungan (DAS) Citarum pindah ke Rebana. Sampai saat ini, kata Emil, sudah ada sebelas zona yang siap menjadi bagian dari Rebana.

"Kawasan yang sudah siap ada 11 zona. Tentulah kita akan rapatkan dan rencana memindahkan sebagian besar perusahaan yang di Citarum ke Rebana itu," tutupnya.

Dia juga mengatakan penetakan KEK ini juga akan meramaikan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka. Selain penerbangan haji dan umroh, dan pemindahan 12 rute penerbangan luar Jawa-Bali dari Bandara Husein Sastranegara Bandung ke Bandara Kertajati, Gubernur juga mengungkapkan bahwa Bandara Kertajati akan mendapat penyertaan modal dari PT Angkasa Pura II.

PT Angkasa Pura II merupakan pemegang saham sekaligus operator di Bandara Kertajati. Rencana skema penyertaan modal tersebut, AP II akan memberikan sekitar 25 persen dari saham atau setara dengan 625 miliar dan akan dikonversi menjadi saham. tgh/E-10