Pemkab Kulon Progo Tata Pantai Trisik
Masyarakat bersih-bersih sampah di bibir Pantai Trisik, Kabupaten Kulon Progo, DIY.
Foto: ANTARA/SutarmiKULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menata kembali Pantai Trisik sebagai wisata pantai sekaligus agrowisata supaya menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan di wilayah itu.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Senin, mengatakan rencana pengembangan Pantai Trisik sejalan dengan Proyek Jembatan Pandansimo yang menghubungkan ruas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) antara Bantul dan Kulon Progo.
Jembatan ini disebut rampung tahun 2024 ini dan akan mendukung sektor pariwisata di Kulon Progo.
"Jembatan Pandansimo akan menjadi pintu pertama menuju Kulon Progo dari arah timur, sehingga menjadi komitmen kami untuk menata kawasan Pantai Trisik ini," kata Aris.
Ia mengatakan rencananya, pantai di ujung timur Kulon Progo ini dikembangkan menjadi destinasi wisata terpadu. Rencana pengembangan tersebut mengacu pada potensi yang ada di Pantai Trisik.
"Bagaimana nanti mengembangkan TPI (Tempat Pelelangan Ikan), konservasi penyu, hingga pertanian di sekitar Pantai Trisik," katanya.
Aris mengatakan pengembangannya melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) sesuai potensi Pantai Trisik yang ada di Kalurahan Banaran Kapanewon Galur.
Seperti dengan Dinas Pariwisata (Dispar) untuk pengelolaan wisatanya serta Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) dalam mengembangkan pertanian menjadi agrowisata.
Selanjutnya, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) akan mengembangkan Tempat Pengelolaan Ikan (TPI). DKP Kulon Progo telah menyusun rancang bangun rinci (DED) untuk rencana tersebut.
Area konservasi akan dipindahkan ke lokasi yang dinilai lebih aman. Namun lokasinya tetap disiapkan di daerah pesisir, menyesuaikan fungsi dari konservasi penyunya sendiri.
"Konservasi penyu di Trisik juga menjadi perhatian kami, yang saat ini kondisinya terancam abrasi pantai," katanya.
Sementara itu, Pengelola Konservasi Penyu "Abadi" di Pantai Trisik Edi Yulianto mengatakan pantai tersebut sudah lama dikenal kumuh oleh masyarakat. Hal ini karena kondisi pantai cukup kotor dengan banyaknya sampah.
Selain itu, abrasi juga mengancam aktivitas di Pantai Trisik, termasuk kegiatan konservasi penyu.
Itu sebabnya, ia menilai penataan kembali Pantai Trisik diperlukan agar seluruh aktivitas di dalamnya tetap terjaga.
"Penataan Pantai Trisik membutuhkan dukungan dari banyak pihak dalam mengembangkan Pantai Trisik ini, termasuk pelestarian alamnya lewat konservasi penyu," kata Edi.
Redaktur: -
Penulis: Alfred, Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Gerak Cepat, Gulkarmat Kerahkan 75 Personel Padamkan Rumah yang Terbakar di Kampung Bahari
- Beijing Kecam Tindakan Pemerintah AS yang Batasi Visa Pejabat Hong Kong
- Mengagetkan Cawagub DKI Suswono Tidak Bisa Mencoblos di Pilkada Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya
- Waspada yang Akan Bepergian, Hujan Ringan hingga Deras Disertai Petir Mengguyur Indonesia Pada Sabtu
- Rute baru Kereta Cepat Whoosh