Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 17 Jan 2024, 17:16 WIB

Pemkab Flores Timur Data Lahan Pertanian Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi

Tanaman milik warga di Desa Nawokote yang ditutupi abu vulkanik hasil erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, NTT.

Foto: ANTARA/Fransiska Mariana Nuka

WULANGGITANG - Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan pendataan lahan pertanian warga yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Kecamatan Wulanggitang.

"Taksasi kami bisa mencapai lebih di atas 100 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Flores Timur, Sebast Sina Kleden di Wulanggitang, Flores Timur, Rabu.

Debu vulkanik hasil erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sejak Desember 2023 telah mengancam lahan pertanian warga pada tujuh desa terdampak yang tersebar di dua kecamatan yakni Wulanggitang dan Ile Bura.

Ancaman debu vulkanik itu menimpa tanaman jagung dan padi milik warga, termasuk tanaman perkebunan dan pangan.

Selain itu banjir lahan hujan juga merusak 5-20 hektare lahan pertanian di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang.

Sebast mengatakan identifikasi lahan pertanian terdampak ke arah gunung masih belum maksimal karena status gunung tersebut masih berada pada level IV (Awas) sehingga ada radius larangan aktivitas yang dikeluarkan oleh pihak vulkanologi.

Oleh karena itu pihaknya terlebih dahulu mendata lahan terdampak yang berada di sekitar lereng atau kaki gunung itu.

Ia juga menyebut data yang ada bersifat sementara sembari menunggu tingkat status aktivitas gunung itu.

"Kita garap dalam satu dua hari ke depan, semoga bisa menjangkau lahan yang lebih luas terutama yang dilalui banjir bandang," ucapnya.

Lahan perkebunan milik warga Dusun Podor, Desa Boru bernama Anastasia terdampak debu vulkanik dan gagal panen.

Perempuan yang sehari-hari berjualan ikan kering ini mengungkapkan kesedihan karena tanaman padi dan jagung sudah kering terkena belerang.

Kondisi ini semakin diperparah karena curah hujan yang tidak menentu saat ini.

"Saya lihat tanaman ini dengan airmata mengalir, kita harap apa lagi, mau makan apa, semua kering," katanya.

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.