Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pemkab Batang Salurkan 216 Ribu Liter Air Bersih Selama Musim Kemarau

Foto : ANTARA/Dokumen Pribadi

Warga terdampak kekeringan di Kabupaten Batang sedang antre air bersih bantuan dari Pemerintah Kabupaten Batang.

A   A   A   Pengaturan Font

Pemkab Batang salurkan 216 ribu liter air selama musim kemarau

BATANG - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mencatat selama kurun waktu Agustus-Oktober 2023 telah menyalurkan 216 ribu liter air bersih pada masyarakat yang mengalami kekeringan karena kemarau.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Batang Ulul Azmi di Batang, Kamis, mengatakan sekitar 216 ribu liter air bersih tersebut diberikan pada 13.654 jiwa yang kini masih menghadapi kondisi kekeringan.

"Namun demikian, kami belum menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan. Hanya status siaga saja karena sebagian besar wilayah masih mudah mendapatkan air bersih," katanya.

Menurut dia, saat ini ada 3 kecamatan di antara 15 kecamatan yang masih perlu mendapatkan bantuan air bersih seperti Kecamatan Bandar, Subah, dan Pecalungan.

"Ya, untuk wilayah lain belum begitu terdampak kekeringan karena sumber air masih mengalir. Hanya tiga kecamatan yang perlu mendapatkan bantuan air bersih," katanya.

Bantuan air bersih yang disalurkan di wilayah Kecamatan Bandar seperti Desa Wonomerto sekitar 10 ribu air, dan Desa Candi 12 ribu liter air, kemudian di Kecamatan Subah ada di Desa Durenombo sebanyak 13 ribu liter air, dan Kecamatan Pecalungan yaitu di Desa Pretek sebanyak 181 ribu liter.

Ia mengatakan saat ini di Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Batang sudah memasuki musim peralihan yaitu terkadang sudah mulai turun hujan.

"Kami memperkirakan musim kemarau ini akan berakhir pada akhir Oktober 2023. Sekarang ini, di daerah ini sudah mulai turun hujan meski masih dalam skala ringan," katanya.

Ulul Azmi mengimbau masyarakat agar waspada dan berhati-hati terhadap potensi terjadinya potensi angin kencang disertai hujan petir saat memasuki musim peralihan ini.

"Selain itu, bagi warga yang berada di daerah dataran tinggi waspada adanya kemungkinan terjadinya tanah retak agar segera ditutup dengan menggunakan tanah liat agar mengurangi infiltrasi ke dalam tanah yang bisa memicu beban tanah dan bisa terjadi (mahkota) longsor," katanya.*


Redaktur : -
Penulis : Antara, Alfred

Komentar

Komentar
()

Top