Pemisahan yang Berlangsung Damai
Foto: IstimewaSetelah Perang Napoleon pada tahun 1815, Belgia menjadi bagian dari satu negara yang disebut Kerajaan Bersatu Belanda yang diperintah oleh William dari Orange. Namun orang-orang Belgia yang secara tradisional beragama Katolik di provinsi-provinsi selatan merasa kesal dengan orang-orang Belgia yang sebagian besar beragama Protestan di utara.
Kondisi tersebut menyebabkan pemberontakan dan deklarasi kemerdekaan pada tanggal 4 Oktober 1830. Hal ini didukung oleh keputusan Majelis Negara yang mendukung pemisahan Belgia dari Belanda.
Setelah perdebatan yang berlangsung cukup lama, majelis melanjutkan pemungutan suara untuk dua pertanyaan. Hasilnya adalah, pertanyaan pertama, yang berkaitan dengan perubahan hukum dasar, dinyatakan setuju dengan mayoritas 50 suara berbanding 44, dengan enam anggota tidak memberikan suara.
Pertanyaan kedua, yang berkaitan dengan pemisahan dua bagian kerajaan, juga disetujui oleh mayoritas 55 berbanding 43 suara, dua anggota menolak memberikan suara dari 100 anggota yang hadir. Majelis kemudian memutuskan untuk mengirim pesan kerajaan, beserta pengumumannya, ke majelis pertama.
Perebutan di Belanda telah berakhir dengan cara yang dapat diantisipasi dari fakta-fakta yang disebutkan di bagian terakhir. Seluruh negeri tampaknya telah menyatakan menentang raja, dan kecuali Antwerp dan Maestricht, dan benteng-benteng dari satu atau dua kota berbenteng lainnya, tidak ada satu tempat pun di Flanders yang kini mengakui kekuasaannya.
Karena garnisun benteng-benteng yang masih dikuasainya sebagian besar terdiri dari orang Belgia, dan di mana-mana dikelilingi oleh penduduk yang bermusuhan, kecil kemungkinannya ia akan dapat mempertahankan tempat-tempat itu lebih lama lagi. Tidak mungkin sedikit pun upaya apapun yang dapat dilakukannya akan berguna untuk menaklukkan provinsi-provinsinya yang memberontak.
Orang Belgia tidak hanya lebih banyak jumlahnya daripada rakyat Belanda, tetapi mereka juga lebih suka berperang, dan didorong oleh semangat yang sama sekali tidak ada di pihak lain. Raja, yang tidak diragukan lagi melihat bahwa tidak ada harapan untuk melakukan pemaksaan lebih lanjut, kini telah setuju untuk membentuk komisi guna mempertimbangkan rencana pemisahan kedua negara.
Jika tindakan ini telah dilakukan sebelum serangan yang tidak masuk akal dan jahat terhadap Brussels, dan telah dilaksanakan dengan jujur dan itikad baik, hampir tidak ada keraguan bahwa orang Belgia akan setuju untuk tetap menjadi rakyatnya. Namun mereka sekarang cenderung mengatakan bahwa pemisahan kedua negara tersebut merupakan pemisahan yang sangat indah sebagaimana adanya.
Mereka sama sekali tidak membutuhkan bantuannya, atau bantuan komisinya, untuk menyelesaikannya. Bahkan, sebuah proklamasi telah dikeluarkan oleh pemerintah sementara, yang menyatakan Belgia sebagai negara merdeka. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 3 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung