Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pemimpin yang Bermartabat

Foto : ANTARA/HO-BPIP

Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo.

A   A   A   Pengaturan Font

Fenomena ini menjadi ancaman nyata terhadap integritas demokrasi karena mengaburkan garis antara janji dan kenyataan. Populisme sering kali mengandalkan retorika yang membangkitkan emosi dan ketidakpuasan rakyat.

Para politisi populis menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan menyentuh isu-isu yang sensitif bagi masyarakat. Namun, di balik semua itu, program-program yang mereka usung sering kali tidak realistis dan hanya mempermainkan harapan rakyat. Hal ini menyebabkan masyarakat menjadi korban dari janji-janji yang tidak terpenuhi, yang pada akhirnya merusak kepercayaan mereka terhadap sistem demokrasi itu sendiri.

Dalam dunia yang semakin terhubung oleh teknologi digital, para politisi populis memanfaatkan media digital untuk menciptakan citra diri yang dekat dengan rakyat. Mereka menggunakan metode-metode teknologi mutakhir untuk mempengaruhi opini publik dan menggiring massa.

Kampanye-kampanye populis ini sering kali memanfaatkan emosi dan ketidakpuasan rakyat, tanpa menawarkan solusi yang nyata dan berkelanjutan. Penggunaan media sosial dan platform digital lainnya memungkinkan politisi untuk menjangkau audiens yang lebih luas dengan biaya yang relatif rendah.

Mereka dapat menyebarkan pesan-pesan populis dengan cepat dan efektif, menciptakan ilusi bahwa mereka adalah pemimpin yang benar-benar peduli dan dekat dengan rakyat. Namun, di balik fasad ini, sering kali tersembunyi agenda-agenda pribadi dan kepentingan politik yang tidak selaras dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top