Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kudeta di Myanmar

Pemimpin Junta akan Hadiri KTT Asean

Foto : AFP/Myawaddy TV

Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, akan hadiri pertemuan tingkat tinggi (KTT) Association of Southeast Asian Nations (Asean) yang digelar pekan depan di Jakarta, Indonesia. Informasi ini disampaikan pihak Kementerian Luar Negeri Thailand pada Sabtu (17/4).

"Sejumlah pemimpin negara telah mengkonfirmasi kehadiran mereka termasuk (pemimpin junta) dari Myanmar, Min Aung Hlaing," kata juru bicara pihak Kementerian Luar Negeri Thailand, Tanee Sangrat, pada awak media.

Kehadiran Min Aung Hlaing akan jadi kunjungan resmi ke luar negeri pertama sejak ia memimpin kudeta yang menggulingkan dan memenjarakan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu.

Penggulingan kekuasaan ini kemudian memicu aksi pemberontakan besar-besaran dengan ratusan ribuan rakyat Myanmar turun ke jalan dan pegawai negeri melakukan boikot kerja sebagai protes untuk menuntut dipulihkannya kembali demokrasi dan pembebasan pemimpin mereka.

Sementara itu pihak militer menyikapi aksi protes itu dengan mengerahkan kekuatan untuk membungkam gerakan antikudeta sehingga mengakibatkan sekitar 730 orang tewas, 3.100 aktivis, jurnalis dan pembangkan ditahan.

Masyarakat internasional mengecam penggunaan kekuatan terhadap rakyat sipil yang tak bersenjata sehingga mulai menerapkan sanksi terhadap petinggi militer, keluarga dan bisnis mereka.

Di tengah situasi itu, para pemimpin blok regional mencoba membuka komunikasi dengan rezim di Myanmar dengan mengadakan KTT Asean pada 24 April yang fokus membahas terjadinya krisis pascakudeta di Myanmar.

Dikecam Aktivis

Pengumuman soal kehadiran Min Aung Hlaing dalam KTT Asean itu menimbulkan reaksi kekecewaan dari para aktivis, yang telah lama meminta para pemimpin asing untuk tidak mengakui junta.

"#Asean seharusnya tak melegitimasi junta Militer Myanmar sebagai pemerintah dengan mengundang MAH (Min Aung Hlaing) untuk menghadiri KTT," cuit aktivis prodemokrasi Myanmar terkemuka, Wai Wai Nu, di Twitter. "Junta itu (pemerintahan yang) tidak sah dan ilegal," imbuh dia.

Pada Sabtu malam, tagar ASEANrejectSAC segera menjadi trending topics teratas di Twitter Myanmar.

Sementara itu pihak pemerintah tandingan pada Minggu (18/4) mendesak agar para pemimpin Asean mau memberi kursi pada mereka dalam KTT Asean yang membahas krisis di Myanmar.

"Asean belum menjangkau kami. Jika Asean ingin membantu menyelesaikan situasi Myanmar, mereka tidak akan mencapai apa pun tanpa berkonsultasi dan bernegosiasi dengan Pemerintah Persatuan Nasional (pemerintah tandingan), yang didukung oleh rakyat dan memiliki legitimasi penuh," kata Moe Zaw Oo, wakil menteri luar negeri pemerintah tandingan Myanmar pada layanan Voice of America berbahasa Burma.

Militer yang berkuasa di Myanmar secara konsisten membenarkan kudeta tersebut dengan menuding terjadinya kecurangan yang meluas dalam pemilihan November lalu, yang dimenangkan secara telak oleh partai Suu Kyi.

Usai melakukan kudeta, junta mengklaim kekuasaan akan diserahkan kembali ke pemerintahan sipil setelah pemilihan diadakan dalam waktu sekitar satu tahun, meskipun mereka baru-baru ini memperpanjang jangka waktu pelaksanaan pemilu menjadi dalam periode dua tahun mendatang.

Sementara itu dilaporkan bahwa aksi protes masih terus terjadi di Myanmar. Kali ini para pengunjuk rasa yang turun ke jalan selain menuntut dipulihkannya demokrasi dan dibebaskannya pemimpin mereka, kali ini mereka menyuarakan dukungan terhadap pemerintahan tandingan yang dibentuk oleh mantan anggota parlemen oposisi yang saat ini berada di persembunyian menghindari penangkapan dari junta. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top