Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pemilu Parlemen Baru Prancis Akan Digelar 10 Bulan Mendatang

Foto : ANTARA/Anadolu

Ilustrasi gedung parlemen Prancis dengan latar belakang Menara Eiffel.

A   A   A   Pengaturan Font

Paris - Ketua fraksi partai sayap kanan National Rally di parlemen Prancis, Marine Le Pen, pada Sabtu (14/9) memperkirakan pemerintahan Prancis yang baru terbentuk hanya akan bertahan selama 10 bulan sebelum pemilu parlemen berikutnya.

"Konstitusi melarang pembubaran (parlemen) dalam waktu satu tahun, kecuali mungkin jika pemilihan presiden baru diadakan. Jadi masih ada waktu 10 bulan. Dalam 10 bulan, pada musim semi atau musim gugur, pemilu parlemen baru akan diadakan," ujar Le Pen di platform X.

Le Pen juga menyatakan harapannya agar pemilu baru dapat digelar secepat mungkin.

Hasil pemilu kilat terakhir di Prancis yang diadakan pada Juli lalu membuat negara itu menghadapi parlemen yang terpecah, tanpa adanya partai yang memegang mayoritas.

Front Populer Baru, aliansi luas sayap kiri yang mencakup France Unbowed, Sosialis, Hijau, dan Komunis, memimpin dengan meraih 182 kursi di Majelis Nasional.

Sedangkan kelompok poros tengah pimpinan Presiden Prancis EmmanuelMacron berada di posisi kedua dengan 168 kursi, sementara partai sayap kanan National Rally memperoleh 143 kursi.

Pada 5 September, Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjuk Michel Barnier, negosiator utama Brexit Uni Eropa, ke posisi teratas di kabinet Prancis, 60 hari setelah pemilu kilat tersebut.

Barnier dikenal sebagai politisi konservatif, dan beberapa pihak bahkan meyakini bahwa ia memiliki pandangan sayap kanan.

Barnier pernah mendukung pembatasan migrasi ke Uni Eropa dan mengusulkan moratorium masuk selama tiga hingga lima tahun bagi semua migran, kecuali pencari suaka dan mahasiswa asing.

Partai-partai sayap kiri Prancis dari koalisi Front Populer Baru menyatakan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam pemerintahan yang dibentuk di bawah Barnier dan akan mengajukan mosi tidak percaya terhadapnya.

Sementara itu, Le Pen mengatakan bahwa partainya akan menunggu hingga perdana menteri baru mengumumkan garis kebijakan pada bulan Oktober.

Media melaporkan bahwa Macron telah mengadakan konsultasi dengan Le Pen sebelum menunjuk Barnier untuk memastikan bahwa fraksinya, yang terbesar di parlemen Prancis, tidak akan memberikan suara tidak percaya terhadapnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top