Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penguatan SDM | Jumlah Pengangguran Terbuka Dikurangi

Pemerintah Terus Memperkuat Daya Saing Industri Keramik

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya terus meningkatkan daya saing industri keramik dan refraktori melalui penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Langkah nyata yang diwujudkan dengan meluncurkan Program Setara Diploma I (D1) Keramik dan Refraktori, yang akan dilaksanakan di Politeknik STMI Jakarta.

"Melalui program ini, kami berharap bisa memasok kebutuhan industri keramik dan refraktori terhadap SDM yang terampil. Tentunya sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kemenperin, Arus Gunawan, pada acara penandatanganan MoU Program D1 Keramik dan D1 Refraktori, di Jakarta, Selasa (3/8).

Arus menjelaskan kedua program tersebut merupakan hasil kerja sama antara BPSDMI Kemenperin dan Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin yang didukung Asosiasi Refraktori dan Isolasi Indonesia (Asrindo), Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Balai Besar Keramik (BBK), serta Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non-Logam.

"Program ini merupakan wujud konkret dari komitmen kami dalam mengatasi tantangan SDM industri saat ini, antara lain besarnya jumlah pengangguran terbuka, tingkat pendidikan angkatan kerja yang masih rendah, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja," paparnya.

Akan Dikembangkan

Arus menambahkan, kedua program tersebut diselenggarakan selama satu tahun oleh Politeknik STMI Jakarta yang berkolaborasi dengan Balai Besar Keramik (BBK). "Masing-masing program hanya membuka satu kelas untuk 30 mahasiswa pada setiap kelasnya dan akan dikembangkan menjadi dua kelas untuk masing-masing program pada tahun 2022," imbuhnya.

Tidak hanya itu, Politeknik STMI Jakarta juga melibatkan banyak perusahaan industri dalam penyelenggaraan kedua Program Setara D1 ini sehingga mahasiswa yang lulus nantinya dapat langsung diserap bekerja di perusahaan-perusahaan industri tersebut.

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, Iken Retnowulan, menjelaskan tujuan kegiatan penyelenggaraan pendidikan Setara D1 kerja sama industri ini untuk membekali calon tenaga kerja dengan keahlian terapan atau keterampilan teknis.

"Lulusan program pendidikan Setara D1 ini nantinya langsung ditempatkan bekerja dalam rangka meningkatkan daya saing industri," ujar Iken.

Dirjen IKFT, Muhammad Khayam, menjelaskan industri refraktori dinilai sebagai salah satu sektor strategis karena produksinya untuk menopang kebutuhan berbagai manufaktur lainnya. "Hasil dari industri refraktori ini umumnya digunakan sebagai pelapis untuk tungku, kiln, insinerator, dan reaktor tahan api pada industri semen, keramik, kaca, dan pengecoran logam," tuturnya.

Khayam optimistis bila industri refraktori ini tumbuh berkembang dan memiliki performa gemilang, akan mendukung kinerja sektor industri pengolahan nonmigas, khususnya kelompok industri bahan galian nonlogam.

"Pada triwulan I tahun 2021, kontribusi industri bahan galian nonlogam terhadap industri pengolahan sebesar 2,57 persen dan perkembangan nilai investasi industri bahan galian nonlogam mencapai 5,46 triliun rupiah," sebutnya.

Dirjen IKFT mengemukakan industri keramik Indonesia saat ini menduduki peringkat kedelapan dunia dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 538 juta meter kubik per tahun dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 150 ribu orang.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top