Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan Pendidikan

Pemerintah Siapkan SMK Perfilman di Provinsi

Foto : ISTIMEWA

Dirjen Kebudayaan Kemdikbud, Hilmar Farid.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah saat ini tengah menyiapkan kurikulum untuk membuka SMK Perfilman dan Media baru untuk merespons berkembang pesatnya dunia perfilman di Indonesia. Paling tidak, nanti ada satu SMK Film dan Media yang baru di setiap provinsi atau kota besar, terutama daerah yang produksi perfilmannya sedang pesat.

"Selama ini, sumber daya manusia (SDM) perfilman lebih banyak diproduksi di pendidikan tinggi, seperti ISI, IKJ, dan ISBI. Namun ternyata, di lapangan kebutuhan akan tenaga kerja yang bersifat teknis jauh lebih banyak," kata Dirjen Kebudayaan Kemdikbud, Hilmar Farid, di Jakarta, kemarin.

Menurut Hilmar, pengembangannya diarahkan ke SMK agar dapat mencetak tenaga kerja yang bersifat teknikal. Dunia perfilman sangat kompleks, ada lebih dari 100 jenis pekerjaan yang ada di dalamnya.

"Kondisi ini akan diantisipasi juga. Jadi, selama tiga tahun di SMK perfilman, para siswa akan belajar secara umum perfilman. Nanti dipertajam dengan sertifikasi untuk jenis pekerjaan yang dibutuhkan," papar Hilmar.

Apa yang disampaikan Hilmar ini menanggapi harapan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf. Menurut Triawan, perkembangan film Indonesia maju pesat, namun sayangnya tidak dibarengi dengan pertumbuhan pendidikan vokasi yang mampu mencetak tenaga kerja di bidang perfilman.

Terus Meningkat

Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan pertumbuhan industri perfilman Indonesia meningkat signifikan dalam dua tahun terakhir. Tidak hanya ditunjukkan dari jumlah produksi film yang terus meningkat, namun juga jumlah penonton film Indonesia yang melonjak signifikan.

"Jumlah penonton film Indonesia hanya sekitar 16 juta di 2016, tahun ini meningkat menjadi 42,7 juta penonton. Angka yang fantastis," kata Triawan Munaf.

Namun sayangnya, membanjirnya produksi film Indonesia tidak ditunjang oleh support system yang memadai. "Salah satunya dukungan SDM perfilman, kita kekurangan tenaga kerja perfilman. Kami akan bicara dengan Kemdikbud dan Kemristekdikti terkait persoalan ini," tegas Triawan.

Triawan akan secara khusus meminta dukungan kepada dua Kementerian tersebut untuk membuka sekolah-sekolah, terutama vokasi, yang dapat melahirkan lulusan yang memiliki keterampilan di bidang perfilman. "Membuka sekolah perfilman dijamin banyak peminatnya, menguntungkan, dan daya serapnya tinggi," ujar Triawan. cit/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top