Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pemerintah Jerman Kucurkan Rp 1000 Triliun untuk Bantu Keuangan Perusahaan BBM Setempat

Foto : Getty Images

Ilustrasi perusahaan energi Jerman

A   A   A   Pengaturan Font

BERLIN - Jerman berencana mengalokasikan €67 miliar (atau sekitar Rp 1000 triliun) untuk memberikan bantuan keuangan kepada perusahaan energi domestik yang dilanda kekurangan pasokan akibat penurunan tajam dalam impor gas alam dari Rusia. Harian bisnis Handelsblatt yang dekat dengan pemerintahan Jerman melaporkan hal itu pada hari Selasa, (14/9).

Paket keuangan besar-besaran diharapkan dapat membantu KfW, bank investasi dan pembangunan milik negara Jerman, untuk memberikan jaminan dan bantuan likuiditas kepada perusahaan energi lokal. Dana tersebut kabarnya akan ditransfer dari WSF (Economic Stabilization Fund) yang diciptakan selama pandemi Covid-19.

"Mengingat kenaikan harga, tindakan berwawasan ke depan oleh pemerintah federal dan KfW diperlukan," kata sumber pemerintah kepada media dikutip dari media Rusia, RT.

Harga gas di seluruh Uni Eropa telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir sebagai akibat dari sanksi yang dikenakan pada Moskow atas konflik di Ukraina, dan pengurangan pasokan Rusia.

Para pemimpin Uni Eropa sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk mengurangi konsumsi gas sebesar 15% mulai 1 Agustus hingga akhir Maret 2023. Negara-negara anggota memiliki kebijaksanaan atas langkah-langkah spesifik yang diadopsi untuk mencapai tujuan tersebut.

"Kementerian Federal Ekonomi telah menerima berbagai aplikasi untuk menjembatani likuiditas dari perusahaan di sektor pasokan gas dan energi, mereka saat ini sedang diperiksa," sebuah makalah internal pemerintah yang dilihat oleh Handelsblatt berbunyi. "Volume aplikasi berada dalam miliaran dua digit yang rendah."

Awal bulan ini, importir gas terbesar Jerman, Uniper, meminta tambahan bantuan pemerintah karena kerugian finansial dari upayanya untuk menggantikan gas alam Rusia dengan membeli gas di pasar spot.


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top