Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Perekonomian - Pertumbuhan Ekonomi Masih Didorong Konsumsi, Investasi, dan Ekspor

Pemerintah Gali Sumber Ekonomi Baru

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah saat ini mulai mencari sumber pertumbuhan baru pascapandemi Covid-19. Langkah tersebut dimaksudkan untuk menciptakan perekonomian yang berkelanjutan dan lebih kuat.

"Kita harus mencari sumber pertumbuhan ekonomi yang baru pascapandemi. Ini tentu kita tidak boleh lepas dari tren yang terjadi di emerging market dan dunia internasional," kata Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, dalam acara Mid-Year Economic Outlook 2022, di Jakarta, Selasa (2/8).

Suahasil menuturkan upaya mencari sumber pertumbuhan ekonomi yang baru ini tidak boleh terlepas dari tren yang sedang terjadi sehingga dapat sekaligus menjadi antisipasi potensi krisis mendatang. Beberapa tren yang menjadi potensi sumber pertumbuhan baru adalah adanya pola hidup new normal, peta perdagangan dan investasi yang baru, kesadaran terhadap ekonomi hijau termasuk mengenai energi dan ketahanan pangan.

Dia mengatakan pemerintah telah mulai menyiapkan kebijakan-kebijakan yang dapat mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru ini khususnya terhadap ketahanan energi dan pangan. "Kita telah bersiap-siap untuk memikirkan ini terus dan menata kebijakan-kebijakan yang diperlukan menjaga ketahanan energi dan pangan Indonesia karena itu menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru," jelasnya.

Beberapa alat pendukung yang turut disiapkan pemerintah dalam mencari sumber pertumbuhan baru adalah teknologi, adopsi teknologi baru, revitalisasi industri bernilai tambah tinggi, pembangunan energi baru terbarukan (EBT) dan ekonomi hijau.

Hal ini sejalan dengan Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang mengatakan bahwa Undang-Undang Cipta Kerja dapat menjadi alat untuk mencari sumber pertumbuhan baru.

Selain itu, pemerintah juga terus mendorong hilirisasi, melakukan digitalisasi, mendorong ekonomi hijau, dan mencapai target pemberantasan kemiskinan ekstrem pada 2024 sekaligus memanfaatkan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Authority Investment (INA).

"Ini kami dorong agar pembangunan berkelanjutan dapat berjalan," tegas Airlangga.

Jaga Momentum

Airlangga menambahkan pemerintah akan terus menjaga ekonomi untuk tumbuh di atas 5 persen hingga kuartal III-2022 di tengah gejolak dan ketidakpastian global. Apabila ekonomi mampu tumbuh di atas 5 persen hingga kuartal III, lanjutnya, target pertumbuhan keseluruhan untuk tahun ini yang sebesar 5-5,2 persen akan tercapai.

"Kuartal II diperkirakan sedikit lebih dari 5 persen. Jika itu bisa kami jaga hingga kuartal III maka angka 5-5,2 persen akhir tahun bisa capai," katanya.

Menko Airlangga mengatakan optimisme ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang masih didorong sisi permintaan, yaitu konsumsi, investasi, dan ekspor, yang tumbuh positif. Demikian pula dari sisi suplai juga hampir semua sektor tumbuh positif dalam merespons peningkatan permintaan.

Secara rinci, pertumbuhan PDB menurut pengeluaran pada kuartal I-2022 meliputi konsumsi rumah tangga tumbuh 4,34 persen serta konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) 5,98 persen. Untuk konsumsi pemerintah terkontraksi 7,74 persen, PMTB tumbuh 4,09 persen, ekspor barang dan jasa 16,22 persen, serta impor barang dan jasa 15,03 persen.

"Konsumsi pemerintah kuartal I relatif negatif tapi bisa dikompensasi di kuartal III dan kuartal IV," ujar Menko Airlangga.

Selain itu, pertumbuhan PDB berdasarkan lapangan usaha juga akan mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini mengingat realisasi kuartal I-2022 positif.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top