Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Revolusi Industri 4.0

Pemerintah Fokus Siapkan Infrastruktur Digital

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Ngakan Timur Antara menjelaskan langkah akselerasi penerapan industri 4.0 dilakukan mulai dari sosialisasi untuk menjadikan agenda nasional hingga menyiapkan kompetensi SDM dan infrastruktur digital.

"Kuncinya industri 4.0 itu antara lain SDM dan infrastruktur digital. Sementara teknologi diperlukan guna membangun konektivitas yang terintegrasi," ujar Ngakan melalui keterangannya di Jakarta, Senin (17/9).

Menurutnya, revolusi industri 4.0 merupakan lompatan besar di sektor manufaktur, dengan pemanfaatan teknologi otomatisasi tinggi yang ditopang infrastruktur berbasis internet. Tak hanya dalam proses produksi, melainkan juga di seluruh rantai nilai proses produksinya. Industri 4.0 dinilai mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga akan terjadi penurunan biaya produksi.

Hal ini dapat menyebabkan harga produk tersebut turun, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya beli dan mudah dijangkau bagi kalangan berpendapatan rendah. "Dari pengalaman industri yang menerapkan industri 4.0, efisiensinya sangat tinggi antara 20 -30 persen. Ini tergantung dari sektor industrinya," ungkapnya.

Ngakan juga menyampaikan implementasi Making Indonesia 4.0 yang sukses akan mampu mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil sebesar 1-2 persen per tahun, sehingga pertumbuhan PDB per tahun akan naik dari baseline sebesar 5 persen menjadi 6-7 persen selama 2018-2030.

Selain itu, rasio ekspor netto akan meningkat kembali sebesar 10 persen terhadap PDB. Kemudian, terjadi peningkatan produktivitas dengan adopsi teknologi dan inovasi, serta mewujudkan pembukaan lapangan kerja baru sebanyak 10 juta orang pada 2030.

"Aspirasi besar yang ditetapkan, yakni menjadikan Indonesia masuk pada jajaran 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada 2030," katanya.

Sektor Prioritas

Guna mencapai sasaran yang ditetapkan tersebut, pada tahap awal implementasi Making Indonesia 4.0, terdapat lima sektor industri yang diprioritaskan pengembangannya untuk menjadi pionir, yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, serta elektronika.

Ngakan menambahkan, masyarakat tak perlu khawatir dengan penerapan industri 4.0, karena bukan untuk mengurangi tenaga kerja. Tetapi justru sebaliknya, apabila anak-anak muda dipersiapkan dengan meningkatkan keterampilannya, akan memberi peluang lebih besar dalam menyerap tenaga kerja.

Baca Juga :
Rawan "Profit Taking"

Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top