Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Fiskal

Pemerintah Fokus Jinakkan Inflasi dan Kemiskinan Ekstrem

Foto : ISTIMEWA

SRI MULYANI INDRAWATI Menteri Keuangan - Teman-teman di Kemenkeu harus berpikir bagaimana instrumen fiskal dan peranan kita untuk bisa mendorong agar stunting menurun, terutama bekerja sama dengan seluruh pihak.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah menyatakan pada tahun ini lebih fokus pada empat hal, yaitu menjinakkan inflasi, menurunkan angka kemiskinan ekstrem, mendorong investasi dan menekan angka gangguan pertumbuhan, serta perkembangan anak atau stunting.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, di Jakarta, Kamis (19/1), mengatakan inflasi harus dijinakkan karena dapat mempengaruhi banyak hal. Makanya menjadi perhatian khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan menekankan agar seluruh institusi pemerintah, tidak hanya Bank Indonesia (BI), untuk bergerak bersama mengendalikan inflasi.

"Saya berharap tentu Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dengan instrumen fiskalnya, kita punya anggaran ketahanan pangan, termasuk untuk pertanian, serta punya dana transfer ke daerah. Pemerintah daerah dan pusat semuanya bersama-sama mengatasi inflasi, terutama dari sisi suplai dan distribusi," kata Menkeu.

Kemudian, untuk menurunkan atau menghilangkan kemiskinan ekstrem, Menkeu mengatakan pemerintah memberikan perhatian dengan menggunakan instrumen fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal tersebut lantaran negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi cukup tinggi seperti Indonesia, biasanya dibarengi dengan kesenjangan yang juga melebar.

Fokus selanjutnya adalah investasi. Dengan tren perekonomian dunia yang melemah maka iklim investasi yang berdampak pada penurunan biaya dan risiko investasi harus dibangun sehingga walaupun suku bunga naik, investor tetap percaya diri akan mendapatkan keuntungan dari investasi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top