
Pemda Maluku fasilitasi pertunjukan wisata jalan salib hidup Oikumene
Pemuda Kristiani memperagakan adegan Yesus diturunkan dari salib saat visualisasi Jalan Salib.
Foto: ANTARA/Zabur KaruruAmbon -- Pemerintah Daerah (Pemda) Maluku memfasilitasi pertunjukan wisata jalan salib hidup Oikumene yang digagas oleh Dewan Pastoral Paroki Santa Maria Bintang Laut Ambon.
"Kegiatan jalan salib hidup oikumene menjadi ikon wisata rohani yang telah menjadi agenda resmi Pemerintah Provinsi Maluku," kata Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa di Ambon, Jumat.
Hendrik menjelaskan di tengah keterbatasan dana yang sedang dialami Pemprov Maluku pihaknya akan berupaya memaksimalkan terselenggaranya agenda wisata rohani tersebut.
Apalagi kegiatan ini merupakan agenda keagamaan yang harus dirawat untuk memupuk rasa toleransi antarumat beragama di Maluku.
Jalan salib hidup Oikumene menceritakan tentang kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus sebelum penyaliban-Nya di Gunung Kalvari. Kisah ini merupakan bagian penting dari doktrin “Sejarah Keselamatan” Kristen.
Dalam peragaan jalan salib itu nanti diperagakan mulai perjamuan terakhir hingga penyaliban Yesus dan diperagakan mengelilingi pusat Kota Ambon.
Bagi umat Kristiani, makna dari peristiwa ini mengajarkan pentingnya pengampunan dosa, memperlihatkan bagaimana Allah memberikan pengampunan dan membuktikan kesetiaan dan ketaatan Yesus kepada Allah Bapa.
Dengan serangkaian kegiatan yang akan diselenggarakan itu gubernur mengatakan bantuan dari pemerintah daerah tersebut nanti melalui pihak Kesra Setda Provinsi Maluku.
"Pemerintah daerah, secara pribadi, akan membantu panitia jalan salib hidup Oikumene," ujarnya.
Sementara itu sutradara JSHO, Markus Ukam Ohoirat menyampaikan sejak dibuka pendaftaran, dramatisasi Jalan Salib Hidup Oikumene (JSHO) banyak orang antusias untuk ikut ambil bagian dari kegiatan ini.
"Kurang lebih ada 200 orang yang datang dari berbagai tempat, Poka, Waiheru, Paso, karpan hingga tempat-tempat terdekat," katanya.
Namun jumlah yang sudah dipastikan dapat mengambil peran ada sebanyak 156 terdiri dari 110 orang laki-laki dan peran wanita terdapat 46 orang.
"Peserta yang ikut giat dramatisasi JSHO ini, berasal dari Orang Muda Katolik (OMK), AMGPM dan gereja dominasi sekitar. Proses persiapan pelatihan, kata Markus Ukam Ohoirat telah memasuki 90 persen, dan tinggal menunggu proses perekaman suara studio," katanya.
Diharapkan kegiatan yang akan dilaksanakan pada 19 April 2025 ini dapat menjadi simbol kemajemukan umat beragama sekaligus memperkenalkan Kota Ambon dan Maluku ke mata dunia.
Berita Trending
- 1 Kemnaker Sediakan 229 Bus Mudik Gratis
- 2 Genjot Transisi Energi dan Ekonomi Hijau, Satgas Baru Diharapkan Jadi Game Changer
- 3 Pemkot Kediri Lakukan Cek Angkutan Umum
- 4 Gubernur DKI Jakarta Serahkan KJP Plus Tahap I 2025 dan Gratiskan Akses TMII
- 5 Pemerintah Kota Kediri Melakukan Pengecekan terhadap Angkutan Umum agar Aman
Berita Terkini
-
Dukung Perkembangan Industri Helikopter Nasional, Hexia 2025 Kembali Digelar di Cengkareng Heliport
-
Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat Dinobatkan Sebagai "The Best CEO in Digital Brand 2025"
-
Dokter Timnas Indonesia: Mees Hilgers Mudah-mudah Tak Ada Masalah, Sandy Walsh Terus Dipantau
-
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan untuk Program Tiga Juta Rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
-
Otorita IKN Sebut Thailand Berminat untuk Tanam Modal di Kota Nusantara