Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pembibitan Sapi Wagyu di Moosa Farm

Foto : ALAM MUSTIKA
A   A   A   Pengaturan Font

Kebutuhan akan daging sapi di Indonesia sangat besar. Sebesar 90 persen dari kebutuhan daging ini ada-lah untuk memenuhi permintaan pasar biasa. Sementara kebutuhan daging sapi premium seperti daging Wagyu juga sangat tinggi dan sebagian besar masih impor dari Amerika, jepang dan Australia. Peluang inilah yang diincar PT Moosa Genetika Farmindo (Moosa), salah satu unit bisnis Grup Bunda.

Grup Bunda merupakan grup bisnis yang mengelola jaringan RS Bunda yang juga dikenal luas sebagai rumah sakit bayi tabung di Indonesia. Adalah Dr.Ivan Sini ahli bayi tabung terkemuka yang juga seorang pengusaha ternama di industri kesehatan dan bioscience, melakukan inovasi dengan mendirikan Moosa Farm seluas 28 hektar, yang berlokasi di Solok dan Sungkai Sumatera Barat.

Bersama Prof.Arief Boediono, ahli embriologi Indonesia membangun pro-gram Embryo Transfer untuk sapi Wagyu. Dibantu Dr. Sigit Prastowo yang merupakan ahli genetika pertanian, yang berkontribusi dalam memilih sapi terbaik secara fisik dan genetik.Lokasi peternakan me-mang sudah diperhitungkan, Solok misalnya berada di ke-tinggian 1200 meter di atas permukaan laut, merupakan tempat yang ideal untuk resipien sapi susu dan sapi Wagyu yang membutuhkan udara dingin. Sementara di daerah Sungkai, Padang yang luasnya 10 hektar, merupakan lahan peternakan ideal untuk penggemukan dan pembibit-an sapi lokal.

Didukung oleh Prof. Tatsuyuki Suzuki, seorang konsultan agrikultur Jepang, Moosa Farm mengembangkan pembibitan sapi Wagyu dengan Pro-gram Bayi Tabung. Peternakan ini mengombinasikan teknologi termutakhir dalam industri perkembangbiakan, MOET (Multiple Ovulation Embryo Transfer) dan Genetic Screen-ing. Teknologi tersebut memberikan tingkat kehamilan yang lebih tinggi dari donor pilihan (sperma dan telur) yang mem-berikan keturunan dengan kualitas tertinggi.MOET program merupakan teknologi yang paling canggih dalam program perkembang biakan.

Metode ini terbukti ber-hasil dalam di berbagai negara terutama untuk mengembang-kan ternak premium. "Genetic Screening merupakan pemili-han induk untuk menghasilkan sapi keturunan terbaik. Kami memilih dengan pengalaman kami menangani dan mengamat karakter fisik sapi diban-tu dengan teknologi ultrasound dan genetic marker. Kami dapat melacak silsilah ternak kami dengan track record yang baik," papar Prof. Suzuki di Ja-karta pada Kamis (25/7).

Selanjutkan dijelaskan mengenai Feeding Management, dimana pakan akan men-jadi faktor signifikan dalam meningkatkan laju pertumbuhan ternak dan potensi ternak untuk mengangkat pendapatan petani. Lebih lengkap lagi dengan penerapan Quality Assurance dimana seleksi track record yang ketat dan sistem yang baik menghasilkan manajemen ternak yang dapat diandalkan.

Seluruh catatan silsilah ternak premium peternakan ini dapat dilacak nilai genetik sapi aslinya, tentunya didukung oleh pen-gelolaan data yang sistematis."Sapi wagyu merupakan tipe sapi yang mempunyai nilai jual tinggi. Dimana, harga daging dengan kualitas terbaik di pasaran berkisar antara Rp 1-2 juta per kilogram. Produk-si daging wagyu lokal dapat membantu untuk menye-diakan daging wagyu berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau," kata Dr Ivan, se-laku pimpinan perusahaan Moosa Farm.

Selain sapi wagyu pihaknya juga menghasilkan Em-brio yang disimpan dalam nitrogen cair dengan protokol vitrifikasi dan siap dipindahkan ke sapi penerima yang subur dan sehat."Kami juga menghasilkan Pedet yang disediakan pada usia 4 hingga 10 bulan, yang dapat digunakan untuk para peternak wagyu di Indonesia maupun luar negeri. Kami juga menyediakan sapi wagyu, lokal, impor Australia, dan kurban. Termasuk juga menye-diakan daging sapi premium yang diproduksi dan dikemas dalam standar tinggi," kata Ivan. ars

Komentar

Komentar
()

Top