Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Myanmar

Pemberontak Kuasai Pangkalan Militer di Myawaddy

Foto : AFP/MANAN VATSYAYANA

Jaga Perbatasan l Sejumlah personel militer Thailand berjaga sepanjang Sungai Moei tak jauh dari jembatan perbatasan dengan Myanmar setelah sejumlah tentara junta melarikan diri ke Distrik Mae Sot, Thailand, pada akhir pekan lalu. Pada Senin (15/4), kelompok pejuang perlawanan Myanmar melaporkan bahwa mereka telah berhasil menguasai sebuah pangkalan militer di kota perbatasan Myawaddy.

A   A   A   Pengaturan Font

MYAWADDY - Kelompok pejuang perlawanan Myanmar pada Senin (15/4) dilaporkan telah membakar bendera yang digunakan oleh pemerintah militer dan mengibarkan bendera mereka sendiri di pangkalan militer yang baru direbut. Hal itu terjadi ketika seorang komandan senior pemberontak bersumpah akan menguasai daerah strategis di dekat perbatasan Thailand.

Perebutan pangkalan militer junta oleh para pejuang etnis bersenjata Persatuan Nasional Karen (KNU) itu terjadi kurang dari sepekan setelah mereka merebut Myawaddy, sebuah kota perdagangan utama di perbatasan barat Thailand.

Jatuhnya Myawaddy menandai kekalahan lain rezim militer yang berkuasa di medan perang yang merebut kekuasaan pada 2021 dari pemerintahan terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, yang kini masih ditahan.

Kemarahan yang membara terhadap junta telah berubah menjadi gerakan perlawanan bersenjata berskala nasional yang semakin terkoordinasi oleh kelompok pemberontak etnis yang sudah mapan untuk menantang militer di sebagian besar wilayah Myanmar.

Sejak Oktober 2023, tentara junta telah kehilangan kendali atas wilayah-wilayah utama di dekat perbatasannya dengan India dan Tiongkok karena koalisi pasukan perlawanan sekutu yang longgar. Hilangnya Myawaddy di perbatasan Thailand dapat semakin mengurangi pendapatan perdagangan junta.

Dalam wawancara langsung, Kolonel Nadah Htoo, komandan operasional Brigade 6 sayap militer KNU yang merebut pangkalan militer tersebut, mengatakan pasukan junta pernah mencoba merebut kembali wilayah tersebut namun usaha mereka sia-sia. "Mereka sudah dua kali gagal membuat terobosan," kata dia.

Kolonel Htoo menambahkan bahwa saat ini pemberontak telah menguasai sebagian besar wilayah tersebut dan akan terus mengkonsolidasikan otoritas sebelum menyerahkan pemerintahan kepada sayap politik KNU. "Operasi militer kami akan berakhir pada akhir April," kata dia.

Hingga berita ini ditulis pada Selasa (16/4) malam, juru bicara pemerintah militer belum memberikan komentar atas peristiwa ini.

Tentara Mundur

Menghadapi serangan pemberontak, beberapa ratus tentara junta yang bertugas membela Myawaddy dilaporkan telah mundur dari posisi mereka, bahkan sekitar 200 anggota tentara dilaporkan mundur ke dekat jembatan yang menghubungkan Myawaddy dengan Mae Sot di Thailand.

Para prajurit ini harus menyerah kepada pihak berwenang Thailand atau kepada KNU, jika tidak maka mereka mungkin menjadi sasaran pasukan perlawanan, kata Kolonel Htoo.

Menteri Luar Negeri Thailand, Parnpree Bahiddha-Nukara, pekan lalu mengatakan bahwa tentara junta akan diizinkan melintasi perbatasan jika mereka menyerahkan senjata dan meminta perlindungan.

Pemimpin junta, Min Aung Hlaing, mengatakan dalam pidatonya pada Maret bahwa kekuatan yang melawan militer telah menghancurkan jalan menuju pembentukan persatuan berdasarkan nilai-nilai demokrasi dan federalisme. ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top