Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Tinggi | PTA Dituntut Berkontribusi Tingkatkan Kualitas Pendidikan dan Riset

Pemberian Izin Program Studi Kampus Asing Mesti Selektif

Foto : ISTIMEWA

Rektor Universitas Podo­moro, Cosmas Batubara.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah diminta tegas dalam memberikan izin kepada perguruan tinggi asing (PTA) dalam membuka program studi. Masuknya kampus asing dapat menjadi penyubur tumbuhnya kompetisi kualitas, namun juga dapat menggerus PTS di Indonesia jika salah mengelolanya.

Rektor Universitas Podomoro, Cosmas Batubara, menilai kehadiran kampus asing di Indonesia dapat menumbuhkan iklim persaingan dalam peningkatan kualitas antarkampus di Indonesia. "Kita memang tidak bisa lagi hidup hanya seperti katak dalam tempurung. Karena ini era globalisasi," kata dia usai penandatanganan kerja sama dengan 11 lembaga baik dalam maupun luar negeri, di Jakarta, Rabu (31/1).

Pernyataan Cosmos tersebut terkait dengan rencana Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) yang akan membuka kesempatan kepada perguruan tinggi asing (PTA) untuk beroperasi di Indonesia. Setidaknya ada tiga negara yang sudah berminat dan antre ingin membuka kampusnya di Indonesia, di antaranya Inggris, Australia, dan Timur Tengah.

Menurut Cosmas, kehadiran kampus asing di satu sisi sangat dibutuhkan untuk mengembangkan sejumlah program studi (prodi) yang belum banyak dibuka di Indonesia. Untuk itu, pemerintah harus secara tegas mengatur prodi mana saja yang boleh dibuka oleh PTA. "Jika salah kelola dan tidak dibatasi maka justru bisa menggerus keberadaan kampus dalam negeri," tandasnya.

Kampus asing juga harus dapat berkolaborasi secara efektif dengan kampus lokal agar proses menuju kampus kelas dumia dapat tercapai. "Keberadaan kampus asing itu bisa menjadi pembanding bagi kampus dalam negeri. Bagaimana kita bisa maju kalau tak ada kompetitor," ucapnya.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga diminta mengawal ketat keberadaan kampus asing saat nanti beroperasi di Indonesia. Salah satunya untuk memastikam agar PTA yang masuk ke Indonesia menawarkan inovasi dan kontribusi nyata bagi perkembangan dunia pendidikan tinggi di Indonesia.

Jadikan Pemicu

Secara terpisah, peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Sugianto Tandra, menyatakan kehadiran PTA tidak perlu dimaknai sebagai ancaman bagi Perguruan Tinggi di Indonesia. Menurutnya, kehadiran PTA jika diawasi dengan benar, seharusnya dapat memacu perguruan tinggi lokal untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan juga riset. "Bahkan, PTA bisa menjadi mitra bagi perguruan tinggi lokal dalam meningkatkan kualitas dua hal tadi," papar Sugianto.

Kendati demikian, Sugianto juga meminta pemerintah untuk memperhatikan beberapa hal terkait kebijakan beroperasinya PTA di Indonesia. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait hal ini harus mengakomodir hal-hal yang menjadi alasan kenapa banyak orang tua menyekolahkan anaknya di luar negeri.

Kebijakan ini, lanjutnya, harus membawa dampak positif bagi perguruan tinggi lokal. Perubahan positif yang berdampak bagi perguruan tinggi lokal diharapkan bisa menjawab harapan para orang tua yang lebih memilih menyekolahkan anaknya di luar negeri.

"Pemerintah perlu mempertimbangkannya agar regulasi yang keluar nantinya tidak hanya bermanfaat bagi perguruan tinggi dalam negeri dan partner asing mereka. Kebijakan ini juga harus menarik bagi orang tua sehingga mereka tidak ragu untuk menyekolahkan anak mereka di Perguruan Tinggi lokal," jelas Sugianto.

Tren mengirimkan anak kuliah ke luar negeri salah satunya karena dapat meningkatkan kemampuan berbahasa asing dan keamanan. "Hal-hal inilah yang harus diperhatikan oleh perguruan tinggi lokal, terutama dalam peningkatan mutu pendidikan dan juga riset," imbuhnya. cit/E-3

Komentar

Komentar
()

Top