Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekonomi Rakyat

Pembeli Kain Tenun Badui Naik Lagi

Foto : ANTARA/Mansur

Seorang perajin kain tenun tradisional masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak tengah memproduksi dengan peralatan manual dan dikerjakan selama sepekan dengan ukuran 3x2, 5 meter.

A   A   A   Pengaturan Font

LEBAK - Permintaan kain tradisional suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, kembali meningkat pascapandemi Covid-19. Pembelian dilakukan baik oleh wisatawan maupun pesanan melalui media sosial secara online."Kami sekarang bisa menjual hingga 25 potong sepekan. Padahal sebelumnya, hanya dua potong dengan ukuran 3 x 2,5 meter," kata Amir, seorang perajin kain tenun Badui di Lebak, Senin (17/10).

Produksi kain tenun Badui sejak beberapa bulan terakhir menggeliat. Perajin terlihat di bale-bale rumah terus memproduksi dengan peralatan tradisional.Para perajin masyarakat Badui memproduksi kain tenun berukuran 3 x 2,5 meter dikerjakan selama sepekan.

Perajin mengerjakan produksi kain tenun tradisional itu dengan keuletan dan ketelitian merajut benang menjadi kain. Peralatan tradisional menghasilkan produksi berkualitas, tanpa sentuhan mesin. "Kami di sini memproduksi kain tenun mencapai puluhan potong sepekan," katanya.

Menurut Amir, harga kain tenun tergantung pada motif dan jenis. Yang terendah dihargai 150 ribu hingga 1,3 juta rupiah. Produksi kain tenun Badui saat pandemi berhenti total karena tidak ada permintaan pasar. Namun, kini kembali banyak permintaan dan pesanan melalui media sosial secara online. Banyak juga wisatawan yang mengunjungi permukiman Badui dengan membelinya langsung.

"Kami berharap omzet penjualan kain tenun Badui dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat adat," ujar Amir.Sedangkan Munah (45), seorang perajin kain tenun Badui lain, mengaku bisa menjual rata-rata 20 potong per pekan sekarang. Sebelumnya, dua potong/pekan. "Ini karena sudah banyak wisatawan mengunjungi desa wisata saba budaya Badui," jelasnya.

Akhir Pekan

Kebanyakan wisatawan mengunjungi Badui Sabtu dan Minggu. Mereka dari berbagai daerah di Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Selain itu juga meningkatnya permintaan kain tenun karena terbantu promosi yang dilakukan pemerintah daerah dan stakeholder, termasuk kedatangan pejabat negara.

Seperti Jumat dan Sabtu kemarin, kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ke permukiman Badui."Kami berharap ke depan perajin kain tenun Badui bisa berkembang, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Munah.

Kepala Desa Kanekes yang juga tokoh adat masyarakat Badui, Jaro Saija, menuturkan masyarakat Badui memiliki mata pencaharian bercocok tanam dan kegiatan UMKM.

Pelaku UMKM dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Hanya, mereka memerlukan pelatihan, permodalan, dan pemasaran.

"Kami memiliki 2.000 pelaku UMKM. Mereka perlu dibantu dari berbagai elemen untuk kemajuan ekonomi Badui," kata Saija. Penduduk Badui mencapai 11.600 jiwa tersebar di 68 perkampungan.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top