Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Rakorpusda 2018

Pembangunan Sektor Pariwisata Harus Berkelanjutan

Foto : ISTIMEWA

Sri Sultan HB X

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Wisata massal berpotensi merusak destinasi wisata jika tanpa diiringi kemampuan manajerial yang baik. Karenanya, pengembangan pariwisata di Indonesia harus berkelanjutan dengan tetap mempertahankan autentitas daerah setempat.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan HB X memperingatkan, demi kepentingan kuantitas kunjungan wisatawan, upaya mendorong pariwisata di Indonesia jangan sampai melupakan pentingnya menjaga keunikan masing-masing daerah. Saat ini, ungkapnya, berbagai promosi, pembangunan besar-besaran dan harga paket murah dapat memberikan kemudahan bagi investor tanpa peduli daya dukung lingkungan.

"Euforia ini harus direm, dengan kampanye pariwisata berkelanjutan berarti ini ditujukan bagi kemakmuran daerah. Karena pada hakikatnya, prinsip pembangunan pariwisata adalah menjadikan destinasi pariwisata tempat kehidupan yang baik bagi warga. Inilah dasar konsep sustainable tourism development," kata Sri Sultan pada Rapat Koordinasi Pemerintah Daerah (Rakorpusda) di Yogyakarta, Rabu (29/8).

Menurut Gubernur DIY, pembangunan berkelanjutan sektor pariwisata bisa bermanfaat secara ekonomi tanpa mengesampingkan faktor sosial dan lingkungan serta bertanggung jawad secara budaya. Tolok ukur tersebut dapat menjadikan identitas globalisasi berstandar internasional. "Karena kekuatan pariwisata adalah keunikan lokal.

Wisatawan tidak lain juga ingin mendapatkan keunikan lokal. Mereka juga ingin menikmati segala yang khas Indonesia. Ketika nilai lokal menjadi penting, maka tinggal di homestay menjadi menarik bagi wisatawan," tutur Sri Sultan. T idak hanya kearifan lokal, semangat pembangunan pariwisata telah memicu kreativitas lokal.

Keunikan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, seperti munculnya Jember Karnval, Festival Payung Solo, Festival 1000 Gandrung Banyuwangi dan ArtJog di Yogyakarta. Hasilnya akan unik jika tidak terjadi duplikasi ide.

"Pada dasarnya, wisatawan akan menyukai perbedaan dan bukan persamaan. Daya tarik wisata seharusnya dibangun atas dasar keunikan dan jati diri destinasi. Itulah sebabnya mereka berwisata pada destinasi yang berbeda-beda," ucap Sri Sultan.

YK/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top