Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Bauran Energi Nasional - Porsi EBT di Tahun 2022 Capai 12,3 Persen

Pembangunan PLTU di Kawasan Industri Hambat EBT

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah masih mengizinkan pembangunan PLTU batu bara yang bersifat captive di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI).

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) bakal terus meningkat. Namun, pemerhati energi pesimistis dengan target itu, kendatipun ada program pensiun dini terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara, Pemerintah ternyata masih mengizinkan pembangunan PLTU batu bara yang bersifat captive di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI).

Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios), Atinna Rizqiana, menuturkan upaya untuk melakukan penutupan total PLTU dipertanyakan. Buktinya dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, PT. PLN masih menargetkan penambahan kapasitas PLTU sebesar 13,8 gigawatt (GW).

"Itu ditambah lagi adanya beberapa PLTU captive (kawasan) yang akan dibangun secara serentak di berbagai wilayah smelter nikel dan aluminium seperti di Morowali, Weda Bay, hingga Kalimantan Utara," ujar peneliti yang akrab dipanggil Kiki itu, di Jakarta, Selasa (9/5).

Direktur Kebijakan Pertambangan Celios, Wishnu Try Utomo, mengatakan bahwa, "Selain PLTU captive, penutupan total PLTU batu bara ikut terhambat dengan adanya metode co-firing yang kenyataannya hanya mengurangi jumlah penggunaan batu bara sebesar 5 hingga 10 persen."

"Metode ini justru memperbesar potensi deforestasi karena kebutuhan biomassanya yang terlalu tinggi, belum lagi adanya upaya memperpanjang usia PLTU yang seharusnya sudah layak dipensiunkan," ujarnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : andes
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top