Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemindahan Ibu Kota Negara

Pembangunan Kawasan Inti IKN Sudah Mencapai 23 Persen

Foto : SETNEG.GO.ID

ANDRINOF CHANIAGO Pakar Kebijakan Publik - Pembangunan proyek IKN optimistis berjalan sesuai cetak biru yang dirancang pemerintah. Dan diharapkan pemerintah fokus membangun kawasan inti.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Rata-rata capaian pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sudah mencapai 23 persen. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN Nusantara, Silvia Halim, mengatakan beberapa bagian kegiatan seperti bangunan dan penyediaan bahan baku sudah mencapai 40 persen, bahkan ada yang mencapai 90 persen.

"Jadi, semuanya on track berkat kerja keras teman-teman di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang bergiat di lapangan, kita optimis masih sesuai target dan rencana," kata Silvia dalam webinar bertajuk "Geliat IKN Menyongsong Masa Depan" yang diadakan Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), di Jakarta, Senin (6/3).

Saat ini, berbagai kegiatan pembangunan sedang dilakukan di kawasan IKN, dengan fokus pembangunan pemerintah ialah KIPP. KIPP sendiri meliputi 6.600 hektare dari kawasan IKN yang mencapai 56 ribu hektare.

"KIPP menjadi pusat pembangunan utama. Di dalam situ bisa ditemukan Sumbu Nusantara, Istana Presiden, Kantor Presiden, beberapa kantor kementerian, dan juga hunian untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), Polri, dan TNI," kata Silvia.

Pakar Kebijakan Publik, Andrinof Chaniago, dalam kesempatan itu mengaku optimistis pembangunan proyek IKN berjalan sesuai cetak biru yang dirancang pemerintah. Dia pun berharap pemerintah fokus membangun kawasan inti. Sebab sumber pendanaannya jelas yakni bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Langkah itu akan menarik sektor swasta untuk ikut membangun dan mengembangkan kawasan penunjang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top