
Pembangunan Hunian Sementara Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Dipercepat
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno (kiri) dan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait (kanan) usai Rapat Koordinasi Tingkat Menteri, di Jakarta, Rabu (20/11).
Foto: Muhamad MarupJAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, mengatakan, pemerintah akan mempercepat pembangunan hunian sementara bagi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Hal ini dalam rangka pelayanan lebih baik kepada para korban serta mencegah dampak buruk dari musim hujan.
"Dibutuhkan untuk segera membuat hunian sementara. Hunian sementara ini dilakukan karena kita sebentar lagi akan menghadapi risiko musim hujan," usai Rapat Koordinasi Tingkat Menteri, di Jakarta, Rabu (20/11).
Dia menerangkan, pemerintah juga akan melakukan relokasi mandiri dan renovasi rumah para korban. Untuk hunian tetap, pemerintah sudah mengidentifikasi lokasi yang sesuai serta mendalami proses administrasinya.
"Jadi sekali lagi, renovasi rumah, relokasi mandiri, pembangunan hunian sementara, pembangunan hunian tetap akan dilakukan secara bersamaan," jelasnya.
Pratikno mengungkapkan, aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih berlangsung, tapi tidak ada gejala peningkatan aktivitas. Radius untuk daerah keamanan juga sudah dikurangi dan layanan pengungsian tetap dijaga semaksimal mungkin.
Dia melanjutkan, jumlah pengungsi yang terpusat sudah mengalami penurunan dengan total pengungsi sekitar 5.117 jiwa. Sedangkan jumlah pengungsi mandiri lebih banyak.
"Mereka bergabung ke sanak keluarga di sekitar situ. Pengungsi mandiri lebih banyak, yaitu jumlahnya lebih dari 6.417 jiwa," katanya.
Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, mengatakan, pihaknya butuh waktu sekitar 5,5 bulan untuk membangun sekitar 2.700 rumah. Dalam prosesnya pihaknya akan melibatkan para warga dan UMKM.
"Kita juga siap untuk membuatnya di situ. Sehingga nanti bisa membuat pekerjaan-pekerjaan bagi masyarakat yang ada di situ juga," tuturnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, menyebut, sebanyak 2.209 kepala keluarga harus direlokasi baik terpusat maupun mandiri. Pihaknya terus melakukan pendataan termasuk mendata kesiapan pembangunan hunian.
"Yang relokasi mandiri ini tidak banyak, dari 776 KK yang ditanya, masing-masing KK, kira-kira 10 persen yang minta relokasi mandiri, yang lainnya mau relokasi terpusat, seperti itu," ucapnya.
Redaktur: Sriyono
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pulau Tabuhan, Surga Mungil di Selat Bali
- 2 Leyton Orient Berharap Kejutkan City
- 3 Anggota Komisi IX DPR RI Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Kurangi Layanan Kesehatan Warga
- 4 PPATK Koordinasi ke Aparat Penegak Hukum terkait Perputaran Uang Judi Online Rp28,48 Triliun Jadi Aset Kripto
- 5 Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin
Berita Terkini
-
KPK-IDI Perkuat Upaya Pencegahan Korupsi di Dunia Medis
-
Rilis Poster dan Trailer, Film Horor Jagal Teluh Siap Tayang 27 Februari 2025
-
PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
-
DMMX Memperluas Jangkauan Digital Cloud Signage Berbasis AI ke Gerai Xiaomi di Seluruh Amerika Selatan
-
Peraih Diaspora Heroes BNI di Korsel Sukses Buka Usaha Hingga Kembangkan Warung Nusantara