Pembangunan "Giant Sea Wall" Bisa Buat Jakarta Jadi Kubangan
Rencana pembangunan Giant Sea Wall
Peneliti lingkungan Sustainability Learning Center (SLC), Hafidz Arfandi, mengatakan ada beberapa isu penting jika giant sea wall kembali dijalankan. Pertama dari sisi lingkungan, dampaknya cukup besar, baik terhadap ekosistem laut yang direklamasi ataupun ekosistem laut sumber material yang didapatkan.
"Setelah jadi pulau reklamasi juga tidak akan lepas dari masalah, mulai air tergenang yang menimbulkan bau, persoalan sampah dan limbah, karena tidak mudah mengelola pulau-pulau reklamasi," tegas Hafidz. Kedua, secara sosial, akan muncul masalah akses masyarakat pesisir terhadap laut, khususnya kalangan nelayan tradisional.
Ketiga, secara pembiayaan akan menyedot dana cukup besar yang tentunya hanya bisa berjalan jika dikerjakan oleh konsorsium komersial di mana reklamasi yang dilakukan untuk kepentingan bisnis dan privat yang dalam waktu 4-5 tahun ke depan kondisi pasar keuangan sedang tidak baik, sehingga sangat berisiko untuk menggagas proyek ambisius itu sekarang ini.
Solusi masalah Jakarta memang tidak mudah karena beban pembangunan yang berlebihan melahirkan penurunan permukaan tanah yang tidak bisa dicegah, belum lagi terjadinya potensi kenaikan ketinggian muka air laut. Untuk mengatasinya harus konsisten dengan strategi hulu ke hilir, mulai dari konservasi hulu, pengendalian penyerapan air tanah, dan revitalisasi ekosisten mangrove secara masif. "Semuanya perlu perencanaan tata ruang yang lebih matang yang melibatkan para ahli multidisiplin," pungkas Hafidz.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya