Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemindahan Ibu Kota I 4 Pesawat Diterjunkan untuk Lakukan TMC di Nusantara

Pembangunan Bandara di IKN Terkendala Cuaca

Foto : ISTIMEWA

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi - Pembangunan bandara sarana penunjang transportasi Kota Nusantara, Ibu Kota baru Indonesia belum bisa dilakukan secara masif karena terkendala cuaca,”

A   A   A   Pengaturan Font

BALIKPAPAN - Pembangunan Bandar Udara (Bandara) Naratama (very very important person) yang diberi nama Nusantara Airport di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim), terkendala cuaca.

"Pembangunan bandara sarana penunjang transportasi Kota Nusantara, Ibu Kota baru Indonesia belum bisa dilakukan secara masif karena terkendala cuaca," ujar Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, di Balikpapan, Kaltim, Rabu (31/7).

Seperti dikutip dari Antara, Menhub mengatakan sejumlah kendala tersebut di antaranya anomali cuaca di Kaltim, yang beberapa bulan terakhir wilayah itu kerap diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

Sepanjang Juli 2024, hanya delapan hari pembangunan bandara bisa dilakukan secara masif karena cuaca cerah, untuk itu dilakukan kerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan modifikasi cuaca untuk mendukung pembangunan bandara tersebut.

Menhub mengatakan diperkirakan Nusantara Airport dapat dioperasikan tahap awal pada akhir Agustus 2024. Pembangunan bandara dilakukan secara masif mulai dilakukan Agustus 2024.

"Modifikasi cuaca untuk turunkan hujan di Kota Nusantara, angin tenggara menuju daratan berpotensi bawa awan hujan dan dimodifikasi menghujankan awan itu sebelum sampai ke daratan," kata Kepala BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Kota Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto.

Modifikasi Cuaca

BMKG dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ujar Kukuh, mengerahkan empat unit pesawat Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) menyemai garam melalui udara sesuai koordinat yang ditentukan guna meningkatkan atau mengurangi intensitas hujan.

Kemudian, untuk landasan pacu (runway) bandara sepanjang 3.500 meter dengan luas 3.000 meter persegi, jelas dia, ditargetkan pengerjaan landasan pacu itu mencapai 2.200 meter sampai akhir Agustus 2024 dan Desember 2024 pengerjaan selesai 100 persen.

Kemajuan pembangunan gedung terminal masuk tahap pekerjaan atap, elektrikal, dan pipa plumbing, serta pekerjaan kolom, instalasi pipa plumbing, rangka baja, dan dinding termasuk sarana pendukung lainnya.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub menyatakan bandara di IKN, yang bernama Nusantara Airport, bersifat nonkomersial. "Yang perlu jadi concern di sini adalah bandaranya adalah bandara khusus, bukan bandara komersial," kata Sekretaris Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Sigit Hani Hadiyanto.

Sigit mengatakan sesuai peraturan presiden (perpres), bandara IKN masih berstatus VVIP dan belum dipastikan apakah akan digunakan untuk komersial atau tidak. "Yang jelas, saat ini sesudah perpres mengatur bandara tersebut, bandaranya statusnya adalah bandara VVIP," ujarnya.

Dia menjelaskan bandara tersebut rencananya digunakan untuk kebutuhan penerbangan tamu-tamu negara dan melayani kepentingan kegiatan pemerintahan di IKN.

Selain itu, bandara IKN yang progres pembangunannya saat ini mencapai 50 persen, juga belum akan memiliki kode dari International Air Transport Association (IATA), yang umumnya diberikan kepada bandara-bandara komersial.

"Oh, enggak. Bandara khususnya emang disiapkan untuk melayani kegiatan VVIP di IKN. Yang jelas, saat ini bandaranya statusnya adalah bandara VVIP," kata Sigit.

Sigit menambahkan bandara tersebut ditargetkan bisa digunakan sebelum perayaan upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada Agustus 2024.

Menhub siap mengajukan pendaftaran Bandara Nusantara Airport di IKN secara internasional kepada International Civil Aviation Organization (ICAO).


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top