Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik AS

Pembahasan "Shutdown" Belum Banyak Kemajuan

Foto : ANTARA/M AGUNG RAJASA

BAHAS “SHUTDOWN”. - Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence (kedua dari kiri), Penasihat Senior Gedung Putih Jared Kushner (kanan) dan Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Kirstjen Nielsen (kiri) keluar dari Gedung Kantor Eksekutif Eisenhower di Washington, DC, Sabtu (5/1) waktu setempat. Mereka sebelumnya mengadakan pertemuan dengan pimpinan Kongres dan Senat untuk membahas tentang upaya mengakhiri “shutdown”

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON- Penutupan sebagian sebagian layanan pemerintah federal di Amerika Serikat (AS) atau dikenal dengan " shutdown" telah memasuki pekan ketiga. Dalam perkembangan terbaru, Presiden AS Donald Trump melaporkan pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri shutdown hanya membuat sedikit kemajuan.

Sebagian badan federal AS telah tutup sejak 22 Desember lalu akibat kebuntuan di parlemen yang menolak meloloskan anggaran pendanaan yang diminta Trump untuk membangun tembok pemisah di perbatasan AS-Meksiko. Upaya mencari cara untuk mengakhiri "goverment shutdown" tersebut akan dilanjutkan pada Minggu (6/1) waktu setempat.

Wakil Presiden AS Mike Pence , Sabtu, menemui senator Chuck Schumer dari Partai Demokrat di Senat dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi.

"Wakil Presiden Mike Pence dan tim baru saja meninggalkan Gedung Putih. Dia memberi penjelasan singkat pada saya tentang pertemuan mereka dengan perwakilan Schumer / Pelosi. Tidak banyak kemajuan yang dicapai hari ini. Pertemuan kedua akan diadakan besok," kata Trump lewat Twitter.

Trump juga mengunggah sebuah meme yang menunjukkan foto dirinya dengan tulisan "The Wall is Coming". Kicauan tersebut kemudian dibalas Schumer di Twitter. "Sudah cukup dengan meme. Berhentilah menyakiti orang tidak bersalah dan bukalah kembali pemerintahan," cuitnya.

Kebuntuan menyelimuti anggota parlemen AS atas permintaan Trump membangun tembok perbatasan dengan Meksiko yang bernilai miliaran dollar. Trump ingin membangun tembok sepanjang 3.200 km di perbatasan AS-Meksiko. Kebijakan itu selama ini diserukan Trump selama kampanye pemilu presiden 2016. Pria berusia 72 tahun ini menyamakan para migran yang menyerbu AS bisa menimbulkan kejahatan, narkoba, dan geng atau kelompok kriminal.

"Yang sedang kita bicarakan adalah mengenai keamanan nasional," ucapnya, Jumat lalu.

Shutdown dilaporkan telah menutup 25 persen layanan pemerintah sejak berlangsung pada 22 Desember 2018. Militer AS dan sejumlah instansi pemerintah masih bisa beroperasi karena masih memiliki dana penuh, sementara 800.000 pekerja pemerintah lainnya harus cuti atau bekerja tanpa upah.

Mereka yang bekerja dan tidak dibayar termasuk petugas keamanan penerbangan dari Badan Keamanan Transportasi, agen FBI, dan sebagainya. Shutdown juga membuat museum Smithsonian tutup, sampah menumpuk di taman nasional, dan pekerja khawatir tentang membayar tagihan mereka. Selain itu "Govermen Shutdown" juga menjadi penyebab volatilitas di pasar saham.

Sebelumnya, Trump mengatakan ia bisa saja menggunakan kekuasaan darurat untuk membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko tanpa izin Kongres. AFP/SB/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top