Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Lingkungan Kesehatan I Picu Penyakit Tiga Kali Lebih Hebat

Pemasangan Stiker Larangan Merokok Digencarkan

Foto : ANTARA/Ho-Pemerintah Kota Jakarta Pusat

Satpol PP Jakarta Pusat monitoring kawasan dilarang merokok (KDM) di Blok III Pasar Senen, Kelurahan Senen, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, Selasa (11/6).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Melihat masyarakat masih banyak merokok di sembarang tempat, maka Pemerintah Kota Jakarta Pusat menggencarkan pemasangan stiker kawasan dilarang merokok (KDM) di lokasi-lokasi yang wajib bebas rokok. "Selain memberi edukasi kepada para pengunjung dan pemilik kios, petugas juga mematau pemasangan stiker KDM di berbagai lokasi," jelas Kepala Satpol PP Kecamatan Senen, Aries Cahyadi, di Jakarta, Rabu.

Kegiatan tersebut juga untuk memastikan penerapan KDM telah dijalankan dengan baik.

Terkait masalah ini, Satpol PP sebagai langkah awal telah memasang stiker KDM di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat. Pemasangan melibatkan 17 petugas. Aries menyebut dari hasil pengawasan yang dilakukan, tidak ditemui pelanggar yang merokok di wilayah KDM Blok III Pasar Senen.

Pengelola pasar pun, menurut Aries, telah mematuhi aturan untuk memasang stiker di lokasi-lokasi yang ditentukan. Kemudian, dalam kegiatan ini dia juga sosialisasi aturan larangan merokok di wilayah KDM dengan berkeliling menggunakan alat pengeras suara. Kampanye dalam sosialisasi tidak hanya mengedukasi pengunjung dan pemilik kios untuk tidak merokok, tetapi juga mengedukasi masyarakat agar menjaga kesehatan serta kenyamanan orang lain.

"Kami sampaikan juga terkait bahaya puntung rokok yang berpotensi memicu kebakaran. Percikan api atau puntung rokok yang dibuang sembarang dalam gedung bisa saja memicu kebakaran. Apalagi bila banyak barang mudah terbakar," jelas Aries.

Sementara itu, salah seorang warga Cililitan, Endang (34), mengapresiasi petugas mengingatkan para pengunjung dan pemilik toko untuk mematuhi KDM. Menurut Endang, kondisi Pasar Senen sudah lebih teratur, tidak lagi penuh asap rokok. Ini membuat pembeli lebih nyaman. "Coba bayangkan di tengah ruangan sempit, kita harus menghirup asap rokok. Sangat tidak nyaman dan bisa bikin sakit," kata Endang.

Tiga Kali

Sementara itu, dokter spesialis penyakit dalam subspesialis kardiovaskular Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, Dr dr Ika Prasetya Wijaya Sp.PD KKV mengatakan, merokok akan menimbulkan masalah kesehatan dan penyakit penyerta hingga tiga kali lipat lebih hebat dari orang yang tidak merokok.

"Penderita darah tinggi yang terkena asap rokok, pasti penyakit jantung koronernya akan bertambah naik 3 kali lipat. Sudah begitu merokok, tambah jadi berkali-kali lipat dibanding orang tidak merokok," tandas Ika dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Senin.

Ika menandaskan, merokok dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan kualitas pekerjaan. Sebab perokok aktif juga menyebarkan penyakit kepada perokok pasif yang dapat menimbulkan kondisi lebih berat.

Jika perokok sudah terkena penyakit, menurut Ika, pemulihannya bisa lebih lambat daripada masih menjalankan pola hidup sehat. Selain itu, jika sudah terkena penyakit jantung, maka harus minum obat. Sayangnya, beberapa obat, di antaranya harus diminum seumur hidup, tergantung pada kondisi jantungnya.

Selain merokok, faktor risiko yang patut diwaspadai penyakit jantung adalah riwayat keluarga dengan penyakit jantung, stroke, dan keguguran usia muda. Nanti akan ada genetiknya. Selain itu, ada satu lagi penyakit tambahan yang mempercepat penyakit jantung koroner, yaitu antifosfolipid syndrome dalam diri wanita. Perempuan yang tekena ini, bisa keguguran di usia muda. Juga stroke di usia muda. "Semua ini mesti diwaspadai," tukasnya.

Lebih jauh Ika menyarankan, untuk rutin medical check up mulai usia 20-an. Setidaknya setahun sekali jika ada riwayat penyakit jantung keluarga. Juga harus rajin aktivitas fisik untuk deteksi dini gangguan fungsi jantung. Hindari juga stres karena perasaan tidak tenang akan menaikkan nadi. Ini mempercepat kerusakan dinding pembuluh darah hingga berisiko penyempitan.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka, Antara

Komentar

Komentar
()

Top