Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pemaksaan GTO

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sekarang saja sudah macet, apalagi setahun, dua tahun ke depan, jangan bicara 10 tahun, pasti mampet. Pelanggan mendesak, dua gerbang keluar dan masuk di Karangtengah itu harus segera dibongkar. Pelanggan juga mengusulkan agar ada pelebaran arah ke JORR, setelah Karangtengah. Pengelola tidak berbuat apa-apa, padahal itu menjadi biang kerok kemacetan dari arah Tangerang. Pembiaran kemacetan dan tidak berbuat apa-apa ini bagaimana ke depannya? Pengelola selalu tutup mata akan kemacetan yang disebabkan kendaraan mau ke JORR. Mestinya, mau membeli lahan sebelah kiri untuk pelebaran. Jangan lagi beralasan pembebasan lahan adalah pekerjaan negara. Kan itu bisa dibahas dengan negara. Tapi pengelola tidak melakukan apa-apa.

Para pengguna jalan tol juga mengharapkan alternatif tunai dengan alasan yang exit banyak gerbang tidak membuat macet. Contoh exit Karawaci, Kopo, dan Pasteur tidak ada alasan tidak menggunakan tunai karena menjorok cukup jauh dari jalan tol sehingga antrean kalaupun ada tidak akan membuat kemacetan. Yang justru membuat kemacetan adalah sikap tidak cerdas alias tidak visioner gerbang exit Karangtengah karena memakan badan jalan tol untuk antrean. Ini sangat tidak cerdas membangun exit di badan tol!

Begitulah berbagai keluhan atau desakan para pelanggan hendaknya didengarkan dan dilaksanakan. Namun seperti juga berbagai surat pembaca, sangat mungkin tak akan didengarkan pengelola jalan tol. Pengelola merasa dengan GTO seluruhnya kemacetan teratasi. Padahal kemacetan di GTO hanya sebagian kecil dari kemacetan di jalan tol itu sendiri.

Komentar

Komentar
()

Top