Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pemadaman Listrik di PLTN Chernobyl Buat Ukraina Takut Dampak Besarnya, Radiasi Limbah Nuklir Bisa Menyebar Luas

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl dan seluruh fasilitas di zona eksklusif tersebut, sampai saat ini telah benar-benar terputus dan tanpa listrik.

Kejadian pemadaman listrik di Chernobyl memperlihatkan ke khawatiran pemerintah Ukraina karena radiasi limbah nuklir bisa menyebar ke mana-mana.

Dikarenakan, tanpa jaringan listrik sekitar 20.000 unit bahan bakar nuklir bekas yang disimpan di tangki pendingin tidak akan lagi menerima pendinginan aktif.

Kemudian, pejabat Ukraina memperingatkan bahwa kondisi ini dapat meningkatkan penguapan dan pelepasan bahan limbah nuklir.

Sementara itu, Layanan Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi Ukraina Negara (SSSCIP) menyebutkan pemadaman listrik terjadi akibat kerusakan yang disebabkan invasi Rusia. Meskipun belum ada verifikasi independen tentang penyebab pasti pemadaman listrik di Chernobyl.

Menurut Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, generator diesel cadangan pembangkit Chernobyl memiliki kapasitas 48 jam dan menyerukan gencatan senjata untuk memulihkan listrik di sana.

Diketahui, pasukan Rusia menguasai Chernobyl pada hari pertama invasi 24 Februari 2022, setelah pertempuran sengit dan menyandera sekitar 210 stafnya.

Sejumlah staf di fasilitas nuklir tersebut bertanggung jawab untuk menonaktifkan lokasi dan memastikan pembuangan bahan radioaktif yang aman.

Meski, sejak disandera Rusia mereka tidak bisa menjalankan tugas untuk menjaga keamanan Chernobyl.

"Saya sangat prihatin dengan situasi sulit dan penuh tekanan yang dihadapi staf di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl. Termasuk potensi risiko yang ditimbulkannya untuk keselamatan nuklir," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dari laman sciencealert, Kamis (10/3).

Para ahli memaparkan, bahaya radiasi dari bekas limbah nuklir mungkin tidak seperti tragedi Chernobyl dulu.

Demikian, batang bahan bakar bekas nuklir sekarang berusia 22 tahun dan jauh lebih dingin daripada sebelumnya.

"Batang bahan bakar bekas nuklir berusia minimal 22 tahun. Jadi panasnya sudah cukup rendah dan tinggal sedikit panas untuk dihilangkan. Meski begitu, sirkulasi udara alami harus cukup," tulis Mark Nelson, Pelaksana Radiant Energy Fund, yang memberi nasihat kepada perusahaan dan organisasi nirlaba tentang energi nuklir melalui Twitter.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top