Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Peluang Melemah Terbuka

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pelaku pasar fokus terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS) sepanjang Februari 2022. Apabila inflasi naik sesuai atau di atas ekspektasi, hal itu akan mendorong penguatan dollar AS terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Pasar memperkirakan inflasi AS pada Februari 2022 mencapai 7,9 persen, lebih tinggi dibandingkan catatan pada bulan sebelumnya sebesar 7,5 persen. Pasar juga memproyeksikan penjualan ritel di AS pada Februari 2022 diprediksi naik 15,9 persen secara yoy, lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya sebesar 13,8 persen yoy.

Senior Economist Samuel Sekuritas, Fikri C Permana menilai, apabila data inflasi AS yang dirilis lebih tinggi ketimbang ekspektasi pasar, hal itu akan menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Situasi tersebut tentunya akan mendorong bank sentral AS makin agresif menaikkan bunga acuan (FFR) ke depan.

Fikri memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (11/3), berada di kisaran 14.170-14.370 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (10/3) sore, ditutup menguat 66 poin atau 0,46 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.276 rupiah per dollar AS. "Permintaan terhadap aset berisiko pulih setelah meredanya ketegangan di Ukraina," kata Analis Riset Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top