Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Peluang Konsolidasi Terbuka

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan cenderung konsolidasi, hari ini (15/9). Pergerakan IHSG akan dipengaruhi data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada Agustus lalu.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniwan menilai pelaku pasar mengantisipasi potensi penurunan surplus NPI menjadi 4,09 miliar dollar AS pada Agustus 2022 dari 4,22 miliar dollar AS pada Juli 2022. Karenanya, dia memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Kamis (15/9), berada di kisaran 7.220-7.320 dengan kecenderungan konsolidasi.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (14/9) sore, ditutup melemah seiring pelaku pasar yang merespon negatif rilis data inflasi Amerika Serikat. IHSG ditutup melemah 39,94 poin atau 0,55 persen ke posisi 7.278,08. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,12 poin atau 0,68 persen ke posisi 1.035,52.

"Terkoreksinya mayoritas indeks saham bursa Asia, menanggapi negatif dari rilis data inflasi AS bulan Agustus yang meleset dari ekspektasi market, menjadi pendorong pelemahan IHSG hari ini," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas M Julian Fadli dalam ulasannya di Jakarta.

Pada Agustus, AS mencatatkan inflasi sebesar 8,3 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan Juli yang sebesar 8,5 persen (yoy). Namun angka tersebut masih di atas konsensus yang memperkirakan sebesar 8,1 persen (yoy).

Data inflasi tersebut, lanjut Julian, meningkatkan prediksi bahwa bank sentral AS The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada pertemuan 20-21 September 2022 mendatang.

Dibuka melemah, IHSG terus bergerak di zona merah sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat dimana sektor energi naik paling tinggi yaitu 0,83 persen, diikuti sektor barang konsumen primer dan sektor transportasi & logistik masing-masing 0,21 persen dan 0,03 persen.

Sedangkan delapan sektor terkoreksi dimana sektor barang baku turun paling dalam yaitu minus 1,22 persen, diikuti sektor perindustrian dan sektor kesehatan masing-masing minus 1,07 persen dan minus 0,81 persen.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top