Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Moneter I Intervensi Pasar Hanya Berdampak Pada Penguatan Rupiah Sementara

Pelemahan Rupiah Semakin Menyengsarakan Rakyat

Foto : ISTIMEWA

ANTHONY BUDIAWAN Managing Director PEPS - Penguatan kurs rupiah tersebut hanya bersifat temporer, karena tidak berdasarkan faktor fundamental yang bagus. Tetapi, berdasarkan intervensi alias manipulasi pasar, sehingga penguatan kurs rupiah hanya bersifat temporer.

A   A   A   Pengaturan Font

Dengan menguatnya kurs rupiah secara artifisial, Bank Indonesia menahan suku bunga acuan tetap di 6,25 persen. Sebagai respon atas kebijakan BI tersebut, nilai tukar rupiah langsung melemah lagi.

Sementara itu, Manajer Riset Seknas Fitra Badiul Hadi mendesak Pemerintah secepatnya mengatasi pelemahan nilai tukar untuk menjaga daya beli masyarakat.

Sebab, situasi ini akan menurunkan daya beli masyarakat dengan naiknya harga harga kebutuhan bahan makanan atau bahan pokok. "Jika pemerintah gagal membalik keadaan saat ini, justru rupiah semakin terpuruk, maka bisa dipastikan ekonomi Indonesia akan semakin terguncang," kata Badiul.

Pakar ekonomi dari Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), Surabaya, Leo Herlambang, mengatakan, bukan sekedar faktor eksternal seperti kebijakan The Fed, namun pelemahan rupiah yang terus berlanjut juga disebabkan oleh kurangnya dukungan kepada para pelaku ekspor.

"Penyebab rupiah melemah memang bisa dilihat dari berbagai sudut pandang seperti inflasi di AS, yang sebetulnya sudah berlangsung lama. Namun jangan dilupakan dengan gejolak di Terusan Suez dan Timur Tengah. Ini mendorong biaya naik, karena rantai supply terimbas. Sementara kita sendiri yang rutin ekspor adalah sektor komoditas, yang sekarang harganya sudah tidak seperti dulu lagi. Artinya ekspor tertekan tapi di sisi lain perhatian dan dukungan dari sisi regulasi kurang," kata Leo.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top