Pelecehan, Yayasan Darussalam An'nur Tak Berizin
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (kanan), Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho (tengah) dan Ketua KPAI Ai maryati solihah (kiri) saat mengunjungi Rumah Perlindungan Sosial (RPS) Dinsos Kota Tangerang, Selasa (8/10), untuk memantau aktivitas 12 anak yang direlokasi Pemkot terkait dugaan kasus pelecehan seksual di Panti Asuhan Darussalam An'Nur di Kunciran Pinang.
Foto: ANTARA/IrfanTANGERANG - Panti Asuhan Yayasan Darussalam An'nur tempat kejadian pelecehan seksual oleh pemilik dan pengasuh, meski sudah lebih dari 20 tahun berdiri, tidak berizin. "Yayasan Darussalam An'nur di Kunciran Pinang, Kota Tangerang tidak terdaftar," tandas Mensos, Saifullah Yusuf, Selasa (8/10).
Jadi, tidak terakreditasi sebagai pantai asuhan atau Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di Kemensos Menteri Sosial.
"Kita sudah cek datanya. Yayasan Darussalam An'nur di Kunciran Pinang statusnya tidak terdaftar di Kemensos sebagai panti asuhan atau LKSA," tandasnya.
Saiful menuturkan hasil pantauannya ke lokasi panti asuhan Darussalam An'nur dan berbincang dengan warga sekitar, indikasi adanya kasus pelecehan tersebut memang dirasakan, tetapi tidak percaya hal tersebut terjadi.
Hingga akhirnya ada yang berani melaporkan hal tersebut kepada kepolisian dan kasus ini menjadi terbuka. Maka, Kemensos mengajak peran aktif masyarakat untuk mengawasi dan memantau aktivitas di panti asuhan, agar kasus tersebut tidak terulang.
Bila ada kasus, warga diminta melaporkan kepada pihak berwajib. Kemensos juga akan mengambil langkah nyata kasus ini dengan membuat langkah strategis. Ini termasuk regulasi tata kelola lembaga kesejahteraan sosial anak atau panti asuhan.
"Kita akan kerja sama dengan pemda dalam membuat regulasi untuk pengawasan agar kasus seperti ini tak terulang di tempat lainnya," tandas Mensos.
Perlu diketahui kasus dugaan pelecehan seksual di panti asuhan Darussalam An'nur di Kunciran Pinang dilaporkan pertama kali ke polisi tanggal 2 Juli 2024 dengan korbannya satu orang. Setelah diperiksa, ditemukan tiga korban. Lalu, data terbaru kemarin ada tujuh orang: empat anak-anak dan tiga dewasa.
Polisi pun menetapkan tiga tersangka. Mereka adalah ketua yayasan dan dua pengurus. Namun, satu tersangka masuk dalam datar pencarian orang karena tidak datang setelah dua kali dipanggil.
Atas kasus ini, Pemkot Tangerang pun telah melakukan langkah antisipasi dengan memindahkan 12 anak panti asuhan ke Rumah Perlindungan Sosial Dinsos Kota Tangerang. Harapannya, agar memudahkan pemantauan dan pemeriksaan lanjutan oleh kepolisian. Mereka akan didampingi Pemkot.
Untuk menghindari kasus serupa, maka Pemkot akan mendata ulang seluruh lembaga serta yayasan panti asuhan. Ant/G-1
Berita Trending
- 1 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 2 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di BunĀdesliga
- 3 Dishub Kota Medan luncurkan 60 bus listrik baru Minggu
- 4 Kasdam Brigjen TNI Mohammad Andhy Kusuma Buka Kejuaraan Nasional Karate Championship 2024
- 5 Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng
Berita Terkini
- Minum Cokelat Panas dan Teh Hijau Dapat Kurangi Efek Negatif Stres
- 42 Mahasiswa dari Indonesia Timur Dapat Beasiswa Eramet
- Sleep Apnea Dapat Tingkatkan Risiko Demensia pada Wanita
- Ratusan Pemantau Pemilu Asing Tertarik Lihat Langsung Persaingan Luluk-Khofifah-Risma
- Jonatan Evaluasi Hasil di final China Masters 2024