Pelayanan Pendidikan Berjalan Terus
Belajar di Tenda I Siswa korban erupsi gunung Semeru belajar di dalam tenda di pengungsian. Tampak para murid di sebuah sekolah daerah Lumajang, Minggu (19/12), menerima buku pelajaran di dalam “ruang kelas” untuk digunakan dalam proses belajar.
JAKARTA - Layanan pendidikan korban erupsi Gunung Semeru tidak berhenti. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengirim 33 tenda darurat untuk dijadikan ruang kelas. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, di Jakarta, Sabtu (18/12).
"Memang usai erupsi Gunung Semeru, pembelajaran dan layanan pendidikan sempat terganggu, tapi sekarang sudah berjalan lagi," ujarnya. Sebagai catatan, erupsi Gunung Semeru membuat satu sekolah rusak berat, lima rusak ringan, dan 19 terdampak debu.
Sebanyak 2.558 siswa dan 194 guru mengungsi, dan 6 siswa meninggal. Untuk itu, Kemendikbudristek juga menyalurkan 2.223 paket perlengkapan belajar siswa, termasuk santunan bagi keluarga peserta didik yang meninggal.
"Kemendikbudristek telah melakukan beberapa penanggulangan untuk memastikan layanan pendidikan di satuan pendidikan terdampak erupsi tetap berjalan dengan baik, meski di tengah kondisi darurat," jelasnya. Suharti menambahkan, pemerintah telah mengaktifkan Pos Pendidikan sebagai sarana koordinasi penanganan darurat bidang pendidikan. Tenda-tenda kelas didirikan di 14 titik pengungsian.
Dia menerangkan, pembelajaran di lokasi tersebut menggunakan model pembelajaran kolaboratif. Model ini mencakup semua jenjang pendidikan mulai PAUD, SD dan SMP.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya