Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kejahatan Perbankan

Pelaku "Skimming" ATM BRI Ditangkap

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Polisi membekuk empat pelaku skimming (pencurian data nasabah bank) Bank Rakyat Indonesia (BRI), di Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim). Disita barang bukti untuk melancarkan aksi pencurian dana nasabah melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan petugas tengah memburu tiga orang yang turut berperan.

"Beberapa pelaku kami amankan, tadi sudah bisa melihat sendiri bagaimana modus melakukan pengambilan uang secara ilegal itu," kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin, saat merilis pengungkapan kasus itu, di Surabaya, Rabu (11/4). Para pelaku yang ditangkap, yaitu Supeno (43 tahun), Nur Mufid (35 tahun), Mustofa (49 tahun), dan Sujianto (48 tahun).

Kapolda menjelaskan modus operandi para pelaku, antara lain Ahmad Jazuli (DPO) mengajak Supeno untuk mencari struk ATM khusus mesin merek Hyosung. Ahmad Jazuli memberi iming-iming Supeno akan mendapatkan keuntungan sebesar 10 persen dari hasil kejahatan.

Pelaku juga memiliki peran masing-masing dalam melakukan aksi kejahatannya, seperti Mr X yang menjadi peretas, Ahmad Jazuli pengirim data nasabah yang belum diolah. Arjuna (DPO) pengirim data nasabah yang sudah diolah, Supeno bertugas menggandakan data, Mustofa dan Sujianto memasang psycam, serta Nurmufid selaku pengambil uang.

"Kasus ini bisa menjadi pembelajaran, khususnya dari pihak perbankan untuk lebih hati-hati dan waspada. Kemudian, saya sangat setuju segera mengubah sistem magnet dengan chip saja kira-kira begitu, lebih aman," tuturnya.

Upaya Pencegahan

Irjen Machfud mengatakan penggunaan chip pada kartu ATM menjadi salah satu upaya untuk mencegah terulangnya kasus skimming. Meskipun kejahatan juga akan turut berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.

"Dulu tidak ada pencurian seperti ini. Kalau persoalan skim-nya sendiri sudah diselesaikan dengan baik, dikelola dengan baik oleh perbankan sehingga tidak menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat," kata Kapolda.

Sebelumnya, Wadir Tipideksus Bareskrim Polri, Kombes Pol Daniel Tahi Monang, mengatakan skimming dan hijacking email (pembajakan email nasabah bank) dapat terjadi karena nasabah terlalu ingin simpel dalam bertransaksi perbankan dan tidak mau datang ke bank. Kedua kejahatan tersebut dapat terjadi karena nasabah bank tidak pernah mengecek buku tabungan selama bertahun-tahun.

"Transaksi yang membeku atau tidak pernah dicek, menjadi target para hacker untuk diambil uangnya. Rekening yang tidak pernah dicek bertahun-tahun itu rawan untuk dibobol," kata Daniel.

n SB/eko/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Antara

Komentar

Komentar
()

Top