Kasus Positif Dunia Meningkat, Kenali Ciri Khas Covid-19 Varian XBB
Ilustrasi tes Covid-19
Foto: sehatnegeriku.kemkes.go.idJuru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengungkapkan ciri khas Covid-19 varian XBB. Adapun varian satu ini memiliki ciri khas membuat pasien bergejala ringan dan tingkat penyebarannya lebih cepat.
"Sesuai yang tadi sudah dikatakan bahwa memang varian XBB ini, biasanya gejalanya lebih ringan. Alhamdulillah, kita senang karena meski dia bermutasi tapi tingkat fatalitasnya lebih rendah," kata Reisa dalam Siaran Sehat di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (1/11).
Reisa mengatakan, dalam pemantauan pemerintah terhadap varian XBB, pasien yang terkena varian itu kebanyakan mengalami gejala ringan berupa batuk, pilek, demam, ngilu atau nyeri otot, munculnya rasa kelelahan, sakit kepala, nyeri sendi, dan kedinginan.
Bila varian lain seperti Delta, kata Reisa, cenderung dilaporkan menyerang pernafasan bawah, namun varian XBB yang masih termasuk keluarga Omicron menyerang pernafasan atas.
"Kalau keluarga Omicron memang gejalanya lebih banyak di pernafasan atas, jadi biasanya gejala yang muncul itu pasti ada demam, kedinginan, ngilu-ngilu, nyeri otot, nyeri sendi, ada batuk, pilek, rasa, kelelahan, sakit kepala. Yang membedakan itu mual, muntah ada juga yang mengalami sesak nafas," ucapnya.
Walaupun gejala pasien dapat dikatakan ringan dengan fatalitas yang rendah, ciri khas lain yang patut Indonesia waspadai adalah tingkat penularan infeksi yang cepat.
Ia menyatakan tingginya lonjakan kasus di Singapura, terjadi karena varian XBB berlangsung cepat atau melebihi 0,79 kali penularan yang terjadi saat gelombang subvarian BA.5 dan 0,46 kali dari gelombang BA.2. Menurutnya, semua pihak harus bersyukur karena mutasi baru Covid-19 semakin menunjukkan kelemahan.
Namun, dirinya meminta semua pihak tidak menyepelekan hal tersebut yang nantinya berpotensi meningkatkan fatalitas dan keterisian rumah sakit (BOR).
"Kita harus bersyukur sejak sekarang dan semoga ke depannya juga tidak ada yang mengalami kematian dan mungkin ini juga banyak sekali dipengaruhi adanya upaya kita untuk vaksinasi diri sendiri. Meskipun dia gejalanya lebih ringan, kita juga tetap harus meningkatkan imunitas kita supaya tetap kuat melawan virus ini," ujar Reisa.
Reisa mengimbau semua pihak memperkuat kembali protokol kesehatan, baik memakai masker, mencuci tangan, maupun menjaga jarak. Masyarakat juga diharapkan segera melengkapi dosis vaksinasi Covid-19, agar imunitas tubuh terus terjaga dari infeksi penularan virus.
Reisa juga menekankan tentang pentingnya semua pihak saling menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi sesama, terutama kelompok rentan, seperti lansia, anak-anak, atau penderita komorbid yang belum bisa mengikuti vaksinasi.
"Jadi kita harus hati-hati, upayakan periksa diri, kenali kesehatan diri sendiri dan kalau memang punya penyakit penyerta utamakan bisa tetap terus mengonsumsi obat-obatan dan konsul kepada dokter pribadi," tuturnya.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 2 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di BunĀdesliga
- 3 Dishub Kota Medan luncurkan 60 bus listrik baru Minggu
- 4 Kasdam Brigjen TNI Mohammad Andhy Kusuma Buka Kejuaraan Nasional Karate Championship 2024
- 5 Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng
Berita Terkini
- Ini Daftar Pemenang MAMA Awards 2024, Grup K-pop aespa Menang Banyak
- Verstappen Akui Red Bull Melaju Lambat di Rangkaian GP Las Vegas
- Pengiriman PMI Ilegal ke Kamboja dan Malaysia Digagalkan, Menteri Karding: Kami Cari Pemainnya!
- Kasad Hadiri Penutupan Lomba Tembak AARM Ke-32 di Filipina
- BMKG Imbau Warga Waspadai Cuaca Ekstrem Selama Periode Natal dan Tahun Baru