Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pelaku Seni Keprajuritan DIY Digembleng Wawasan Kebangsaan dan Tata Nilai Budaya

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Anies menggarisbawahi bahwa tata nilai budaya DIY ini menjadi tugas bersama untuk diimplementasikan di tengah-tengah masyarakat. Salah satu contoh selama ini ada anggapan masyarakat Yogyakarta itu dikenal ramah. Predikat ini bisa jadi hal yang menjebak jika tidak pernah ada upaya mengimplementasikandalam kehidupan sehari-hari. "Ramah itu yang seperti apa? Apakah memang betul kita ini ramah? Ini salah satu hal yang mungkin perlu terus dielaborasi" katanya.

Widihasto Wasana Putra mengajak para pelaku seni keprajuritan rakyat DIY untuk juga mempelajari sejarah Kraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakulaman khususnya dalam masa revolusi kemerdekaan RI. Sri Sultan HB IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII memberikan sumbangsih sangat besar di fase menentukan nasib NKRI kala itu. Sultan pernah menyumbang 6 juta gulden untuk biaya operasional pemerintah. Yogyakarta juga menyediakan diri menjadi Ibu Kota RI dari Januari 1946 hingga Desember 1949. Di Kadipaten Pakualaman ada bangunan bernama Parangkarsa yang pernah jadi tempat tinggal sementara Bung Karno dan Bung Hatta saat awal-awal ibukota pindah ke Yogya. Sultan HB IX menjadi inisiator peristiwa Serangan Umum 1 Maret. Pengetahuan sejarah penting diketahui agar membentuk wawasan kebangsaan kita semua.

Widihasto mendorong para pelaku seni keprajuritan dapat meningkatkan kapasitasnya dari kelompok seni keprajuritan menjadi agen kebudayaan, agen persatuan dan agen perdamaian yang berbasis pada nilai-nilai budayaditengah kondisi sosial yang cenderung terpolarisasi oleh berbagai kepentingan.

Sementara Nur Sukiyo mengungkapkan keberadaan seni keprajuritan rakyat DIY dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir terus berkembang. Keberadaannya berbasis pedukuhan atau kalurahan. Kiprahnya semakin meluas bahkan terakhir diminta ikut mengiringi upacara penurunan bendera di Istana Gedung Agung pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 2022 lalu.

Sedangkan Letkol Inf. Helmy menegaskan pentingnya terus merajut relasi harmonis antar komponen warga masyarakat dengan TNI Polri untuk menjaga keutuhan NKRI berlandaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Keberadaan komunitas pelestari seni keprajuritan menjadi salah satu komponen yang baik untuk memupuk kebersamaan.


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top