Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Pelajaran dari Wuhan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Krisis Covid-19 di Wuhan, Tiongkok berakhir. Beberapa distrik di kota yang paling parah terdampak virus korona itu merayakan kemenangan perang melawan Covid-19 dengan pesta kembang api, seperti di Distrik Xinzhou. Pihak berwenang mulai membongkar pos pemeriksaan di distrik Huangpi setelah tidak ada laporan kasus infeksi lokal baru dan kematian selama tiga hari berturut-turut pada Sabtu (21/3).

Pusat komando krisis memerintahkan agar pos-pos pemeriksaan yang didirikan ketika kota itu dikunci pada Januari untuk menahan penyebaran virus dibongkar mulai Jumat. Warga Wuhan bersiap kembali bekerja, tetapi rute keluar kota masih tetap diblokir.

Kota-kota lain juga telah melonggarkan langkah-langkah kontrol mereka sejak Rabu, pekan lalu. Namun, pengendalian penyakit yang ketat dan langkah-langkah pencegahan masih diperlukan untuk mencegah kemungkinan virus korona menyebar kembali.

Sekitar 56 juta orang di Wuhan dan sekitar Provinsi Hubei dikunci (lockdown) pada akhir Januari 2020. Dengan dibukanya lockdown di Wuhan, Tiongkok mencapai tonggak sejarah penting dalam pertempuran berbulan-bulan melawan virus mematikan itu.

Penduduk setempat sangat gembira dan banyak yang menyatakan terima kasih kepada petugas medis dari provinsi lain yang membantu mereka keluar dari musibah. Wuhan mengumumkan bahan makanan, apotek, dan pasar makanan di komunitas bebas infeksi akan diizinkan dibuka kembali. Warga juga dapat melakukan kegiatan kecil dan hidup kembali normal.

Kini, Tiongkok terus meningkatkan kontrol untuk mengatasi infeksi dari negara lain. Secara total, ada 269 kasus korona yang telah dibawa ke Tiongkok dari luar negeri. Beijing dan daerah lain tetap memaksa kedatangan internasional untuk masuk ke karantina 14 hari. Sementara itu, kementerian penerbangan sipil tetap membatasi jumlah penumpang masuk dari penerbangan internasional.

Sayangnya, krisis pandemi korona itu kini bergeser dari Asia ke Eropa. Jumlah kematian Tiongkok "hanya" 3.255 kasus, dikalahkan Italia dengan lebih dari 4.000 kasus. Sebanyak 800 orang Italia meninggal dalam sehari, Sabtu (21/3), akibat Covid-19.

Angka ini terus menambah total meninggal warga negeri Mediterania itu menjadi 4.825 orang akibat infeksi virus korona SARS-COV-2. Dengan demikian, jumlah meninggal akibat virus korona di Italia mencapai sepertiga penderita SARS-COV-2 yang meninggal di dunia. Wabah korona telah menginfeksi lebih dari 250.000 orang dengan lebih dari 11.000 kematian di seluruh dunia.

Hal ini sepertinya tidak terbayang Italia ketika seorang pensiunan pekerja bangunan negara itu jadi penderita pertama yang meninggal di Eropa sebulan lalu. Pemerintah Italia melalui Kepala Institut Kesehatan Italia, Silvio Brusaferro, telah minta penduduk lanjut usia di dalam rumah sepanjang hari. Sebab, rata-rata usia penduduk korban meninggal di Italia di angka 78,5.

Italia pun memperketat pengawasan yang berkeliaran di luar rumah. Polisi di Roma mengecek dokumen dan memberikan denda bagi mereka yang ada di luar tanpa alasan kuat. Mereka yang hendak berbelanja diminta berbaris di depan pintu toko untuk menjaga jumlah orang di dalam toko tidak terlalu banyak.

Pemerintah Italia yakin pengawasan ketat dan denda akan berhasil menekan penyebaran virus Covid-19. Pemerintah Italia sendiri sudah merencanakan memperpanjang larangan kegiatan atau pertemuan publik dan penutupan hampir semua bisnis. Sedianya, larangan itu berakhir 25 Maret mendatang.

Para pemimpin daerah mendesak pusat menerapkan pembatasan terhadap warga secara lebih tegas lagi seperti larangan latihan di luar ruangan dan penutupan semua toko pada hari Minggu.

Komentar

Komentar
()

Top