Pejabat AS: Ratusan Tentara Korut Tewas di Kursk
Puluhan tentara Korut berbaris saat parade militer di Pyongyang pada Juli 2023 lalu. Pada Selasa (17/12), seorang pejabat militer senior AS melaporkan bahwa ratusan pasukan Korut telah jadi korban saat bertempur melawan pasukan Ukraina di wilayah Kursk
Foto: AFP/KCNA VIA KNSWASHINGTON DC – Ratusan pasukan Korea Utara (Korut) dilaporkan telah jadi korban saat bertempur melawan pasukan Ukraina di wilayah Kursk, Russia, kata seorang pejabat militer senior AS pada Selasa (17/12).
Mereka yang jadi korban merupakan bagian dari ribuan tentara yang Pyongyang kirimkan untuk memperkuat upaya perang Russia, termasuk ke wilayah perbatasan Kursk, tempat pasukan Ukraina merebut wilayah tersebut awal tahun ini.
"Beberapa ratus korban merupakan perkiraan terakhir yang kami peroleh dari DPRK," kata pejabat AS tersebut yang tidak mau disebutkan namanya, dengan menggunakan singkatan nama resmi Korut.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa (para korban) ini mencakup segala hal mulai dari yang luka ringan hingga tewas dalam pertempuran (killed in action/KIA), mulai dari prajurit dari semua pangkat termasuk di antara para korban.
"Mereka bukan pasukan yang terlatih dalam pertempuran. Mereka belum pernah terlibat dalam pertempuran sebelumnya," kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa hal ini mungkin menjadi penyebab mengapa mereka menderita banyak korban di tangan Ukraina.
Komentar pejabat tersebut mengenai korban jiwa muncul setelah panglima tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrsky, mengatakan Russia telah menerjunkan pasukan Korut di jantung serangan intensif di Kursk selama beberapa hari.
Sebelumnya pada Senin (16/12) Kementerian Pertahanan AS telah mengatakan bahwa mereka memiliki indikasi yang menyebut bahwa pasukan Korut yang terlibat dalam pertempuran melawan Ukraina telah menjadi korban.
Menurut pemerintah Ukraina dan blogger militer Russia, pertempuran antara pasukan Korut dan pasukan Ukraina semakin intensif di wilayah Kursk, dimana Ukraina masih menguasai sebagian wilayah tersebut.
Sisa Dana
Korut dan Russia telah memperkuat hubungan militer mereka sejak invasi Moskwa ke Ukraina pada Februari 2022. Pakta pertahanan penting antara Pyongyang dan Moskwa yang ditandatangani pada bulan Juni lalu telah mulai berlaku awal bulan ini.
Para ahli mengatakan pemimpin Korut, Kim Jong-un, sangat ingin memperoleh teknologi canggih dari Russia dan pengalaman tempur untuk pasukannya.
Pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, telah menjadi pendukung utama Kyiv dan telah bergegas memberikan Ukraina miliaran dollar dalam bentuk bantuan yang telah disahkan sebelum presiden terpilih Donald Trump menjabat bulan depan.
Trump telah berulang kali mengkritik bantuan AS untuk Ukraina dan mengklaim ia dapat mengamankan gencatan senjata dalam beberapa jam, sebuah komentar yang telah memicu ketakutan di Kyiv dan Eropa tentang masa depan bantuan AS di bawah pemerintahannya.
Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan pada Selasa bahwa tidak semua sisa dana bantuan senilai 5,6 miliar yang dapat ditarik dari saham AS dapat digunakan tepat waktu.
"Saya tentu mengantisipasi bahwa mungkin ada kewenangan tersisa yang akan dialihkan dan tersedia untuk digunakan oleh pemerintahan berikutnya," kata pejabat tersebut yang tidak mau disebutkan namanya. AFP/KBS/I-1
Berita Trending
- 1 Satu Dekade Transformasi, BPJS Ketenagakerjaan Torehkan Capaian Positif
- 2 Usut Tuntas, Kejari Maluku Tenggara Sita 37 Dokumen Dugaan Korupsi Dana Hibah
- 3 Pengamat: Rendahnya Pengetahuan Masyarakat Dieksploitasi "Pemain" Judol
- 4 KPI Minta Siaran Lagu ‘Indonesia Raya’ di Televisi dan Radio Digalakkan
- 5 Ini Sejumlah Kebijakan untuk Pengaturan Mobilitas Natal dan Tahun Baru