Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pegang Posisi Penting G20 dan ASEAN, Indonesia Makin Disukai Tiongkok

Foto : Istimewa

Presiden Republik Indonesia Jokowi dan Presiden RRC Xi Jinping

A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggaramemiliki tempat yang penting bagi China dan juga kawasan negara-negara di Asia Tenggara hal tersebut diucapkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi di Beijing, China, Selasa, usai mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bertemu pemimpin China Xi Jinping.

Menteri Retno Marsudi juga menyampaikan Indonesia semakin dianggap penting oleh negara lainkarena memegang Presidensi Group of 20 (G20) pada tahun ini. Tidak hanya itu Indonesia juga akan menjadi Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada 2023, kata Menlu Retno.


"Di dalam dua pertemuan tersebut tampak komitmen kuat dari pemimpin Republik Rakyat Tiongkok untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia," kata Retno, setelah Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri China Li Keqiang.

Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Xi dan Perdana Menteri Li secara terpisah di Beijing, China. Jokowi merupakan kepala negara pertama yang diterima oleh pemimpin China setelah Olimpiade Musim Dingin pada awal 2022.

"Fokus utama dalam pertemuan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi adalah upaya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan dan juga kerja sama di bidang prioritas lainnya, antara lain perdagangan, investasi, kesehatan, maritim, dan tentunya dengan Presiden Xi Jinping, membahas isu kawasan dan dunia," kata Presiden Jokowi.

Hubungan ekonomi Indonesia dan China terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Retno menuturkan nilai perdagangan kedua negara sudah mencapai lebih dari 120 miliar dolar AS.

Defisit hubungan perdagangan bagi Indonesia juga menurun, yakni pada 2021 sebesar minus 2,44 miliar dolar AS dari 2018 sebesar minus 18,4 miliar dolar AS.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Mafani Fidesya

Komentar

Komentar
()

Top