Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Korban Kerusuhan

Pedagang yang Dijarah, Terima Modal dari Presiden

Foto : ANTARA/Puspa PerwiTASARi

korban penjarahan I Presiden Joko Widodo menerima pedagang kaki lima yang menjadi korban penjarahan saat aksi 22 Mei, Abdul dan Ismail di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/5/19).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantu dua orang pedagang yang dagangannya dijarah para perusuh saat terjadi kerusuhan dalam Aksi 22 Mei di kawasan Gedung Bawaslu, Jakarta pada 21-22 Mei lalu. Dua pedagang tersebut yakni Abdul Rajab dan Ismail.

"Presiden bantu, bantu berupa uang untuk modal lagi," kata Abdul Rajab, yang sehari-hari berdagang di Jalan Agus Salim, Jakarta. Hal tersebut disampaikan Rajab usai bertemu Presiden di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/5).

Rajab pun mengaku mengalami kerugian hingga 30 juta rupiah setelah dagangannya dijarah oleh para perusuh. "Alhamdulillah, Pak Presiden bantu kita. Kita bisa berusaha lagi," akunya.

Dalam kesempatan itu, Rajab mengaku bangga bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi di Istana. "Bangga sekali. Dari tahun 1979 belum pernah masuk Istana ini. Baru sekali ini," tutur Rajab, seraya menambahkan pemanggilannya ini dilakukan karena Presiden Jokowi melihat berita akibat penjarahan perusuh.

Seperti diketahui, pada aksi 22 Mei 2019, warung berukuran 1 m x 3 m milik Rajab pun pecah dan hanya menyisakan beberapa serpihan.

Saat kejadian pukul 23.00 WIB, Rajab tidak berada di Sabang, melainkan sudah di rumahnya di Depok, Jawa Barat. Dia memang memilih pulang lebih cepat dari lokasi jualannya di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, sekitar pukul 21.00 WIB.

Setibanya di rumah, Rajab langsung menerima telepon dari teman-temannya sesama pedagang di kawasan Sabang. Karena kondisi yang tak memungkinan, dia memilih datang ke warung keesokan harinya.

Barang jualannya seperti mi instan, rokok, minuman ringan pun tak ada yang tersisa. Bahkan, buku catatan keuangan miliknya pun ikut raib. Tempat minuman dingin milik Rajab juga rusak dipecah perusuh.

Warga asli Jakarta ini mengaku kerugian mencapai 30 juta rupiah. Meskipun menjadi korban jarahan, Rajab yang berjualan di Sabang sejak 1979 ini akan tetap berjualan seperti biasanya.

Ungkapan senada disampaikan Ismail, pedagang mi instan, kopi, dan makanan ringan. Menurut dia, akibat penjarahan yang dilakukan perusuh, dirinya mengalami kerugian sekitar 20 juta rupiah.

"Alhamdulillah, sudah ada sumbangan dari Pak Presiden. Bisa sampai ketemu (Presiden), sudah terima kasih," kata Ismail.

Ismail lalu sedikit mengenang kejadian yang mengakibatkan dagangannya dijarah para perusuh.

"Mulai awalnya jam 22.00 WIB, barang-barang yang di dalam kursi-kursi diambilin. Semua dibakar, terus motor juga dibakar. Ada yang hilang empat motor. Yang dibakar dua, yang lain hilang. Itu motor Pak Polisi, dan yang lain motor wartawan," jelasnya.

Harusnya, lanjut Ismail, di area pos polisi aman dari kejadian tersebut. "Mungkin dia nitip di situ karena berpikir aman di depan pos polisi. Jadi, semua diambilin, lalu sudah di dalam dibakar. Jadi, tidak dibakar langsung dan kejadian dibakarnya jam 2 (dini hari)," ucap Ismail. fdl/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top