Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekonomi Rakyat I Penjualan Produk Tekstil Justru Naik Tiga Kali

Pedagang Kecil Manfaatkan Pesta Kemerdekaan

Foto : ANTARA/Azmi Samsul Ma'arif
A   A   A   Pengaturan Font

Dalam sehari, seorang penjual bendera dan pernak-pernik kemerdekaan bisa menghasilkan 5 juta rupiah.

TANGERANG - Menjelang pesta kemerdekaan, kegiatan ekonomi rakyat semakin bergairah. Salah satunya dirasakan pedagang bendera dan pernak-pernik menyambut ulang tahun kemerdekaan ke-77 Indonesia. "Kami sehari bisa menjual sampai lima juta rupiah," kata seorang perdagang bendera Merah Putih dan pernak-pernik kemerdekaan, Asep, di Tangerang, Senin (15/8).
Asep menjual pernak-pernik perayaan kemerdekaan asal Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Dia mengaku bahwa dalam sehari bisa menjual produk mencapai dua juta sampai lima juta rupiah. "Kalau sehari dapat dua juta. Itu dalam keadaan biasa. Tapi kalau ramai, bisa sampai lima juta rupiah," katanya.
Asep menjual bendera dan umbul-umbul. Ia mengatakan penjualannya banyak dibeli masyarakat. Selain pembeli datang langsung ke lapak, dia juga menerima pesanan dari kantor kelurahan, kecamatan sampai dinas-dinas pemerintahan.
Adapun dari beberapa jenis bendera dan pernak-pernik yang dijual Asep di antaranya bendera untuk rumah dan kendaraan. Kemudian, bandir, umbul-umbul, dan hiasan latar belakang (background). Setiap jenis pernak-pernik perayaan HUT RI yang dijualnya itu memiliki berbagai macam harga. Harganya mulai dari terendah lima ribu seperti aksesori hingga 400 ribu seperti jenis background.
"Yang paling banyak dibeli umbul-umbul. Dalam semusim bisa laku satu kodi. Semua barang kita bawa dari Garut, hasil produksi sendiri," ujarnya. Asep menyebutkan selama 12 tahun berjualan pernak-pernik bendera Merah Putih di wilayah Kabupaten Tangerang, dirinya bisa meraup omzet hingga 50 juta per musim.
"Tahun 2021 kemarin saja kita dalam semusim omzetnya sampai 50 juta. Tapi kalau untuk tahun ini sampai 40 juta karena ada penurunan pembeli dari masyarakat," tuturnya.

Tekstil
Sementara itu, salah satu produk tekstil dalam negeri berkibar dengan penjualan meningkat 10 kali lipat di tengah pandemi. Pedagang melancarkan strategi bisnis dan menangkap peluang di depan mata. "Di saat pandemi melanda, kami memiliki stok produk karena menjaga produksi tetap berjalan. Maka, ketika kompetitor barangnya sudah habis, kami mengisinya," kata CEO Erigo, Muhammad Sadad, ditemui di Legok, Tangerang.
Dengan harga bersaing, Sadad mengatakan bahwa Erigo memiliki pasar tersendiri. Hal tersebut ditambah dengan memaksimalkan produksi dan pemasaran dengan memanfaatkan berbagai platform. Saddad menambahkan, Erigo juga memaksimalkan penjualan online yang melonjak di masa pandemi.
"Penjualan online sangat berpengaruh saat pandemi. Itu yang membuat penjualan kami meningkat tiga kali lipat tiga tahun terakhir," ujar Sadad. Kendati demikian, produsen dengan 95 persen bahan baku lokal tersebut tak ingin berpuas diri. Saat ini, Erigo juga memaksimalkan penjualan secara langsung di berbagai daerah.
"Sekarang mal kan sudah banyak yang buka. Jadi, kami juga memanfaatkan semua peluang yang ada di depan mata ini dengan mengirim barang ke mal," kata Sadad.
Tahun ini, Erigo juga akan melebarkan sayap ke negeri Paman Sam dengan membuka toko berisi produk-produk merek Indonesia.
"Tahun ini, kita juga ikut New York Fashion Week dengan sekitar 80 peserta. Tahun lalu yang ikut hanya 50 peserta. Kami juga akan membuka toko di Amerika," kata Sadad. Ant/wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top