Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Hari Keagamaan - Pastikan Negatif Penyakit PMK dan LSD

Pedagang Hewan Gunakan "Barcode"

Foto : ANTARA/Feru Lantara

Pedagang sapi kurban Hendra Shogir

A   A   A   Pengaturan Font

Surat-suratnya tercantum dalam barcode. Dengan begitu bisa dialcak asal dan usia sapi. Sapi dari luar pulau wajib divaksin.

DEPOK - Menjelang Idul Adha mulai marak perdagangan hewan. Untuk mengetahui kesehatan dan riwayat hewan kurban, para pedagang menggunakan barcode, sehingga konsumen merasa nyaman. "Sapi dari Bali memiliki barcode. Ini bisa diketahui sudah divaksin atau belum. Satu sapi Bali menggunakan satu surat," kata pedagang sapi, Hendra Shogir, di Depok, Selasa (23/5).

Menurut dia, sapi Bali bagus untuk hewan kurban karena data kesehatannya lengkap karena satu sapi satu surat yang sudah terdata dalam barcode. "Sekarang ada barcodenya. Ke luar dari pulau wajib divaksin. Ada barcode menandakan vaksin 1 dan 2. Surat-suratnya tercantum dalam barcode. Dengan begitu bisa diketahui asal dan usia sapi. Sapi yang datang dari luar pulau wajib divaksin," jelasnya.

Hendra mengatakan sebagai pedagang hewan kurban terus mengantisipasi dan mencegah dari penyakit. Dia terus meningkatkan pengawasan agar terhindar dari penyakit mulut dan kuku (PMK) serta penyakit lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol.

"Kami menjual hewan mengedepankan kesehatan karena dagingnya dikonsumsi orang banyak," katanya. Hendra bersama asosiasi peternak sapi membeli vaksin dari Australia untuk pencegahan LSD secara mandiri.

Vaksin ini untuk kekebalan tubuh. Beli secara mandiri dan bareng, tidak dibiayai pemerintah. Sapi Bali sudah melalui proses karantina dan divaksin. Hendra melanjutkan, sapi yang terkena penyakit LSD dagingnya tidak bisa dikonsumsi karena mengandung racun. Ini berdasarkan hasil penelitian asosiasi peternak sapi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top