Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Eropa Timur

PBB Prihatin Fasilitas Nuklir Ukraina dan Russia

Foto : AFP/Cris BOURONCLE

Asisten Sekjen PBB untuk Eropa, Asia Tengah, dan Amerika, Miroslav Jenca

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan kekhawatiran terhadap insiden yang terjadi di sekitar fasilitas nuklir di Ukraina dan Russia di tengah konflik yang berlangsung. Kekhawatiran itu diungkapkan oleh Asisten Sekretaris Jenderal untuk Eropa, Asia Tengah, dan Amerika, Miroslav Jenca, pada Rabu (28/8).

"Kami merasa prihatin terhadap insiden yang dilaporkan di sekitar fasilitas nuklir di Ukraina dan Russia," kata Jenca dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai Ukraina.

"Tiga puluh bulan setelah invasi besar-besaran Russia ke Ukraina, penderitaan manusia terus memburuk di tengah laporan yang mengkhawatirkan tentang serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil, termasuk fasilitas nuklir," imbuh Jenca.

Sejak invasi besar-besaran Russia pada 24 Februari 2022, kantor hak asasi manusia PBB, OHCHR, telah mendokumentasikan 11.662 pembunuhan warga sipil dan 24.207 cedera. Angka sebenarnya bisa lebih tinggi.

"Tragisnya, angka-angka ini terus bertambah karena misil, peluru kendali, dan pesawat tanpa awak, terus menghantam kota-kota besar, kecil, dan desa-desa di seluruh Ukraina setiap hari," kata Jenca seraya menyuarakan keprihatinannya atas dampak penyebaran pertempuran terhadap warga sipil di wilayah Kursk, Belgorod, dan Bryansk di Russia.

"Serangan-serangan ini dilarang oleh hukum humaniter internasional. Serangan-serangan ini harus segera dihentikan. Kami mendesak semua pihak untuk bertindak secara bertanggung jawab dan memastikan perlindungan warga sipil,"ucap dia seperti dilansir laman un.org.

Dalam laporannya, Jenca juga menyatakan bahwa PBB menyambut kunjungan Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, dan timnya ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kursk, imbuh dia.

Pada Selasa (27/8), Grossi mengunjungi PLTN Kursk atas undangan Presiden Russia, Vladimir Putin, setelah percobaan serangan drone Ukraina yang menargetkan pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut.

Grossi mengatakan bahwa menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir manapun adalah tindakan yang tidak dapat diterima.

Pada Rabu, otoritas setempat mengumumkan pembatasan akses ke Kurchatov, kota tempat PLTN Kursk berada, di tengah invasi yang sedang berlangsung oleh Ukraina di wilayah Kursk.

Seruan Perdamaian

Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Rabu, Miroslav Jenca juga mengatakan bahwa kehancuran mengerikan yang timbul akibat perang Russia-Ukraina tidak bisa dinormalkan dan ia pun menyerukan perdamaian.

"Pada Sabtu, 24 Agustus lalu, Ukraina memperingati hari ulang tahun kemerdekaan ke-33. Selama lebih dari 30 bulan terakhir, jutaan warga Ukraina telah menyaksikan kematian yang tak terbayangkan sebelumnya, dan kehancuran," kata Jenca.

"Hari itu juga ditandai dengan dua setengah tahun invasi Russia ke Ukraina, pelanggaran terang-terangan atas Piagam PBB dan hukum internasional. Pada kesempatan ini kami menegaskan kembali komitmen PBB pada kedaulatan, kemerdekaan dan integritas teritorial Ukraina," imbuh dia. Ant/Sputnik/AP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top