Rabu, 27 Nov 2024, 02:35 WIB

PBB: Lebih dari 40.000 Orang Mengungsi dari Ibu Kota Haiti

Warga Haiti di Port-au-Prince bergegas untuk mengungsi setelah terjadi kerawanan keamanan pada Agustus lalu. Pada Senin (25/11), Organisasi Internasional untuk Migrasi melaporkan bahwa sudah lebih dari 40.000 orang meninggalkan rumah mereka

Foto: AFP/Clarens SIFFROY

PORT-AU-PRINCE - Lebih dari 40.000 orang meninggalkan rumah mereka di Port-au-Prince hanya dalam sepuluh hari bulan ini ketika Haiti diguncang oleh lonjakan kekerasan geng, kata badan migrasi PBB, Senin (25/11).

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menggambarkannya sebagai gelombang perpindahan terburuk dalam dua tahun, dengan total 40.965 orang di Port-au-Prince berpindah antara 11 dan 20 November dengan beberapa di antaranya untuk kedua atau ketiga kalinya.

“Skala pengungsian ini belum pernah terjadi sebelumnya sejak kami mulai menanggapi krisis kemanusiaan pada tahun 2022,” kata Gregoire Goodstein, kepala IOM di Haiti.

Selama dua pekan terakhir, beberapa lingkungan di Port-au-Prince dan daerah sekitarnya telah menjadi lokasi bentrokan kekerasan yang melibatkan aliansi geng Viv Ansanm yang dibentuk pada Februari lalu dengan tujuan menggulingkan perdana menteri saat itu, Ariel Henry.

Secara total, lebih dari 700.000 orang telah mengungsi di Haiti, kata organisasi tersebut.

“Krisis ini bukan sekadar tantangan kemanusiaan. Ini adalah ujian tanggung jawab kolektif kita,” tutur Goodstein.

Haiti menderita ketidakstabilan politik selama beberapa dekade, dengan krisis keamanan terkait dengan kehadiran geng bersenjata yang dituduh melakukan pembunuhan, penculikan, dan kekerasan seksual yang meluas.  SB/AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: