Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemanasan Global

PBB: Kesepakatan Iklim Baru Akan Tentukan Keselamatan Dunia

Foto : GIUSEPPE CACACE/AFP

Kepala Iklim PBB, Simon Stiell

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Untuk mempertahankan batasan 1,5 Celsius, panel ahli iklim PBB mengatakan emisi harus dikurangi hingga hampir setengah dalam dekade ini.

"Negara-negara mempunyai waktu satu tahun untuk menghasilkan janji pengurangan emisi baru yang ambisius guna menjamin keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia," kata Kepala Iklim PBB, Simon Stiell, Kamis (14/4), seraya menyebut rencana tersebut sebagai rencana yang paling penting dalam abad ini.

Dikutip dari Zawya, Simon Stiell, yang memimpin organisasi perubahan iklim PBB, mengatakan babak baru komitmen, serta peningkatan komitmen yang sudah ada untuk dekade ini, sangat penting untuk menjaga dunia agar tidak melampaui batas pemanasan 1,5 Celsius.

"Secara keseluruhan, janji-janji ini akan menentukan seberapa terlindungi masyarakat, perekonomian, dan anggaran nasional Anda dari dampak iklim yang memburuk dengan cepat," kata Stiell dalam surat terbukanya kepada hampir 200 negara yang ikut serta dalam perundingan iklim PBB.

Perjanjian Paris tahun 2015 menyatakan negara-negara sepakat untuk membatasi pemanasan global pada tingkat "jauh di bawah" 2 derajat Celsius di atas masa pra-industri dengan batas yang lebih aman sebesar 1,5 derajat Celsius, jika memungkinkan.

Hal ini juga mengharuskan negara-negara menyerahkan rencana pengurangan emisi yang semakin besar setiap lima tahun, yang dikenal sebagai Kontribusi yang Ditentukan secara Nasional atau Nationally Determined Contributions (NDCs), dengan janji putaran ketiga yang akan jatuh tempo pada awal tahun 2025 menjelang perundingan iklim COP (Conference of the Parties) 30 yang penting di Brasil.

"Dalam segala hal, NDC 3.0 Anda akan jadi dokumen iklim paling penting yang dihasilkan sepanjang abad ini dalam menjamin keselamatan dan kesejahteraan masyarakat," kata Stiell.

Dampak Mematikan

Pemanasan global yang mencapai hampir 1,2 Celsius sejauh ini telah menimbulkan dampak mematikan yang semakin besar di seluruh dunia.

Untuk mempertahankan batasan 1,5 Celsius, panel ahli iklim PBB mengatakan emisi harus dikurangi hingga hampir setengah dalam dekade ini. Namun, jumlah tersebut terus meningkat, sebagian besar disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.

Program Lingkungan Hidup PBB memperingatkan pada bulan November bahwa rencana pengurangan karbon yang ada di berbagai negara menempatkan dunia pada jalur pemanasan antara 2,5 Celsius dan 2,9 Celsius pada tahun 2100, sehingga menimbulkan konsekuensi bencana bagi umat manusia dan titik kritis yang tidak dapat diubah di daratan dan lautan.

Negara-negara pada perundingan iklim PBB COP28 tahun lalu di Dubai sepakat untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan global pada dekade ini dan "beralih" dari bahan bakar fosil.

Stiell memuji perjanjian ini sebagai sebuah langkah maju yang signifikan, namun ia juga mengatakan dunia perlu melakukan "lompatan kuantum" dalam pendanaan iklim tahun ini, khususnya bagi negara-negara berkembang yang terbebani utang dan paling tidak bertanggung jawab terhadap perubahan iklim.

Stiell menekankan tekad yang kuat akan membawa manfaat. "Seiring dengan semakin cepatnya dekarbonisasi global, rencana-rencana ini juga akan menentukan manfaat besar dari aksi iklim yang akan dinikmati oleh warga negara Anda, termasuk lebih banyak lapangan kerja, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang lebih kuat, polusi yang lebih sedikit, kesehatan yang lebih baik, dan energi bersih yang aman dan terjangkau bagi semua orang," tuturnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top