Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Forum COP15

PBB: Kemanusiaan Jadi Senjata Kepunahan Massal

Foto : AFP/Andrej Ivanov

Pidato Guterres l Sekjen PBB, Antonio Guterres, berpidato saat pembukaan Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB (COP15) di Montreal, Quebec, Kanada, pada Selasa (6/12). Dalam pidatonya, Guterres mengatakan umat manusia telah jadi senjata kepunahan massal bagi keanekaragaman hayati.

A   A   A   Pengaturan Font

MONTREAL - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, pada Selasa (6/12) mengecam perusahaan-perusahaan multinasional karena telah mengubah ekosistem dunia menjadi "permainan keuntungan" dan memperingatkan bahwa kegagalan untuk memperbaiki arah akan menyebabkan hasil bencana.

"Dengan nafsu makan kita yang tak berdasar untuk pertumbuhan ekonomi yang tidak terkendali dan tidak merata, umat manusia telah menjadi senjata kepunahan massal (bagi keanekaragaman hayati)," kata Sekjen Guterres dalam pidatonya menjelang perundingan keanekaragaman hayati di Montreal, Kanada.

Sejak menjabat pada 2017, Guterres, mantan Perdana Menteri Portugis, telah menjadikan perubahan iklim sebagai isu utamanya. Kecamannya yang berapi-api pada seremonial pembukaan konferensi, yang dikenal sebagai COP15, mengungkapkan bahwa penderitaan tumbuhan dan hewan yang terancam punah di planet ini sebagai krisis yang saling berhubungan dan hal itu amat mengusik hati nuraninya.

Sebelum Guterres naik ke mimbar, sekelompok pengunjuk rasa yang terdiri dari sekitar setengah lusin masyarakat adat, menyela pidato Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, yang menjadi tuan rumah COP15 bersama dengan Tiongkok. COP15 kali ini diketuai oleh Tiongkok, tetapi negara itu tidak menjadi tuan rumah pertemuan karena pandemi Covid-19.

Mereka membentangkan spanduk bertuliskan "Genosida Pribumi = Ekosida" dan "Untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati, berhentilah menginvasi tanah kami," dan meneriakkan yel-yel selama beberapa menit sebelum mereka dikawal keluar, diiringi tepuk tangan meriah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top