Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
KTT COP24

PBB Ingin Perundingan Iklim Diselamatkan

Foto : AFP/EZEQUIEL BECERRA

Antonio Guterre

A   A   A   Pengaturan Font

KATOWICE - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa, Antonio Guterres, memperingatkan bahwa perang melawan pemanasan global adalah masalah hidup dan mati. Oleh karena itu, Sekjen PBB menyerukan agar perundingan iklim diselamatkan.

Seruan Guterres disampaikan di KTT Iklim di Katowice, Polandia, Rabu (12/12), dalam upayanya untuk menyelamatkan perundingan KTT Iklim yang tengah mengalami kebuntuan.

KTT Iklim yang telah berlangsung dua pekan itu, mengemban tugas untuk melanjutkan Perjanjian Paris 2015, yang berisi komitmen pembatasan kenaikan suhu global di bawah dua derajat Celsius. Namun dalam proses pembuatan aturan terkait pengurangan emisi karbon tersebut menemui jalan buntu, walaupun sejumlah laporan ilmiah telah memperingatkan bahwa hanya dengan langkah-langkah segera dan radikal, dampak cuaca ekstrem baru dapat dicegah.

"Isu-isu politik utama masih belum terselesaikan," kata Guterres kepada para menteri dan diplomat. "Waktu yang terbuang ini akan membahayakan kesempatan terakhir kita untuk menghentikan perubahan iklim yang tak terkendali. Itu tidak hanya tidak bermoral, tapi juga sama dengan bunuh diri," imbuh dia.

Kesepakatan Iklim Paris juga memuat rencana penyaluran dana ratusan miliar dollar AS, ke negara-negara miskin yang sudah terdampak perubahan iklim, mulai dari gelombang udara panas, badai, dan kekeringan. Para ilmuwan menyimpulkan, dampak tersebut sudah jelas sejauh ini terjadi hanya karena pemanasan sebesar 1 derajat Celsius.

"Mata dunia ada di depan kita," kata Guterres yang sebelumnya berjanji tidak akan berbicara, namun pernyataan itu terpaksa harus disampaikan untuk memecah kebuntuan.

Koalisi Ambisi Tinggi

Sebuah laporan ilmiah yang dirilis badan iklim PBB (IPCC) Oktober lalu menyebutkan, kenaikan suhu Bumi harus dibatasi kurang dari 1,5 derajat Celcius, untuk menghindari bahaya pemanasan global.

Tetapi beberapa negara yang dimotori oleh Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi, telah mengalangi upaya mendukung laporan IPCC, yang dianggap penting oleh banyak negara berkembang itu.

Namun masalah paling besar soal penangan perubahan iklim adalah keengganan banyak negara, termasuk pihak tuan rumah Polandia, untuk menekankan perlunya kesepakatan peningkatan kadar karbon yang dikurangi sebagai kelanjutan pakta Paris. Bahkan meskipun kesepakatan itu tercapai, suhu bumi akan tetap naik lebih dari 3 derajat celcius.

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan, bagian lapisan es Antartika yang menyimpan cukup banyak air yang mengubur setiap kota pesisir utama di dunia, telah mencair jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan beberapa tahun yang lalu.

Dalam upaya membangun momentum aksi yang lebih kuat, kelompok 47 negara negara berkembang telah bergabung dengan beberapa lusin negara lain untuk menghidupkan kembali apa yang disebut 'Koalisi Ambisi Tinggi', untuk membantu mencapai isi Perjanjian Paris.

Sayangnya rencana itu semakin sulit tercapai, mengingat AS dan hampir setengah negara-negara di Uni Eropa, kurang mendukung. AFP/SB/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top